Membaca
Intensif Paragraf yang Berpola Umum-Khusus (Deduktif) dan Khusus-Umum
(Induktif)
Indikator:
·
Menemukan kalimat
yang mengandung gagasan utama pada paragraf
·
Menemukan kalimat
penjelas/pengembang yang mendukung gagasan utama
·
Menjelaskan perbedaan antara paragraf yang
berpola umum-khusus (deduktif) dan yang berpola khusus-umum (induktif)
·
Menuliskan kesimpulan paragraf deduktif dan
induktif
Secara umum, gagasan dalam
teks mudah dipahami jika paragraf-paragraf yang dikembangkan penulis disajikan
secara runtut dan logis. Teks yang runtut dan logis dapat disusun dengan pola
penalaran umum—khusus (deduktif) atau khusus—umum (induktif). Pola penalaran
deduktif dikembangkan dengan menuliskan gagasan umum lebih dahulu, kemudian
dijelaskan dengan sejumlah gagasan khusus. Sebaliknya, pola induktif
dikembangkan dengan menuliskan paragraf yang berisi gagasan-gagasan khusus
terlebih dahulu dan kemudian diakhiri dengan gagasan umum di akhir paragraf.
Kegiatan
Awal
A.
Mengenal Paragraf dan Bentuknya
Sebuah
tulisan, misalnya buku atau artikel, biasanya menyajikan suatu ide yang cukup
besar atau luas. Ide yang luas itu tidak mungkin disajikan secara utuh. Oleh
sebab itu, ide yang luas itu dipecah-pecah menjadi ide-ide yang lebih kecil.
Barangkali ide yang lebih kecil itu masih dapat dipecah menjadi menjadi lebih
kecil lagi. Ide dalam buku, misalnya, dapat dipecah menjadi bab, dan bab
dipecah menjadi sub-bab. Akhirnya, sub-bab dipecah lagi menjadi
paragraf-paragraf. Dengan demikian, paragraf merupakan satuan pikiran atau ide
yang kecil.
Paragraf itu biasanya berisi satu
ide pokok yang merupakan bagian dari ide yang lebih besar (ide yang lebih besar
biasanya disebut tema). Satu ide pokok itu dikembangkan dan dituangkan dalam
beberapa kalimat. Kalimat-kalimat itu tetap bertumpu pada ide pokoknya. Dalam
mengembangkan paragraf tidak boleh menggunakan kalimat yang menyimpang dari ide
sentralnya itu, sebab penyimpangan berarti mengurangi keutuhan paragraf.
Secara
visual, ada dua bentuk penulisan paragraf. Pertama, bentuk balok yaitu bentuk
paragraf yang menyerupai balok. Paragraf bentuk balok ini sering digunakan
dalam menulis surat, khususnya surat-menyurat resmi. Penggunaan paragraf ini
dimulai dengan penulisan kalimat pertama paragraf pada garis tepi. Spasi ada di
antara dua paragraf. Kedua, bentuk paragraf menjorok yaitu bentuk paragraf yang
ditulis dengan baris pertama (kalimat pertama) agak menjorok ke kanan-kira-kira
1—7 ketukan (karakter). Paragraf bentuk menjorok ini banyak dipakai dalam karang-mengarang,
seperti pada buku teks, surat kabar, majalah, dsb. Penggunaan bentuk paragraf
ini lebih menguntungkan dalam tulis-menulis, sebab (1) dapat menghemat ruang,
dan (2) dapat mempercepat proses penulisan. Batas paragraf ini ditandai dengan
adanya spasi yang agak menjorok ke kanan. Artinya, kalau suatu baris diawali
dengan agak menjorok ke kanan, maka dapat dicurigai sebagai paragraf baru.
Namun, perlu diingat bahwa tidak semua baris menjorok merupakan paragraf,
seperti dialog dalam cerita. Coba baca teks di bawah ini dan pisahkan menjadi
dua paragraf!
Banyak orang tua memandang otak seperti wadah air
dengan kapasitas terbatas. Seandainya usaha diupayakan untuk mengembangkan
kecerdasan musik anak mereka, mereka takut itu akan menghalangi kemampuannya
untuk unggul dalam kecerdasan lain yang kelihatannya tidak berkaitan seperti
kecerdasan logis matematis. 'Orang tidak dapat baik dalam segala hal merupakan
keyakinan umum yang dipegang orangtua. Sayangnya, keyakinan ini kadang-kadang
diperkuat oleh gambaran yang keliru dari film bahwa anak-anak yang unggul dalam
olah raga (kecerdasan kinetetis) biasanya jelek dalam pekerjaan sekolah mereka
(matematis-Iogis dan linguistik-verbal) dan sebaliknya. Kenyataannya, ketika
Anda merangsang perkembangan salah satu kecerdasan, hal itu akan membawa pada
perkembangan dan stimulasi kecerdasan lain yang tampaknya berbeda, asalkan
perkembangan mereka tidak sengaja dihalangi oleh orangtua. Itulah sebabnya Anda
akan melihat bahwa banyak orang jenius sangat luar biasa serba bisanya dalam
kemampuan intelektual mereka. Misalnya, Albert Einstein adalah seorang ilmuwan,
ahli matematika dan pemain biola yang cemerlang, semantara Leonardo Da Vinci
hebat dalam bidang olah raga, seni, arsitektur, matematika dan fisika.
B.
Menentukan Pola Pengembangan Paragraf
Kalimat
yang mengandung ide pokok itu disebut kalimat topik. Dalam paragraf kalimat
topik dapat diletakkan di awal paragraf (disebut paragraf deduktif) dan juga
dapat diletakkan di akhir paragraf (paragraf induktif). Selain itu, ada
paragraf yang mengandung kalimat topik di awal dan di akhir sekaligus. Paragraf
ini disebut paragraf deduktif-induktif. Ada juga paragraf yang tidak mengandung
kalimat topik, sehingga ide pokok harus disimpulkan sendiri oleh pembaca,
contoh paragraf deskripsi dan narasi. Berdasarkan letak kalimat topik, termasuk
jenis paragraf apakah teks di atas (butir A)?
Kegiatan
Utama
C.
Menentukan Kalimat Topik
Pada umumnya, dalam sebuah
paragraf terdapat kalimat topik dan kalimat penjelas. Kalimat topik berisi
gagasan utama, sedangkan dalam kalimat penjelas berisi gagasan penjelas. Sebuah
paragraf terdiri atas sebuah kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas.
Tunjukkan kalimat topik dan penjelas paragraf di bawah ini!
Banyak contoh anak-anak yang selalu mendapat nilai A
ternyata menjalani kehidupan yang biasa-biasa saja, sementara teman sekelasnya
yang mungkin secara akademis tidak berprestasi sebaik mereka, menjalani
kehidupan yang lebih sejahtera, lebih bahagia dan lebih sehat. Kenyatannya
banyak contoh orang yang terus-menerus mendapatkan nilai 'A' di sekolah tetapi
akhirnya bekerja untuk orang-orang yang mungkin secara akademis tidak sehebat
mereka. Mereka yang secara akademis tidak begitu hebat ini akhirnya menjadi
pelaku bisnis dan pemilik bisnis setelah selesai sekolah. Bill Gates, Sim Wong
Hoo, Sylvester Stallone, Tiger Woods dan Richard Branson adalah contoh
orang-orang yang tidak pernah unggul secara akademis, tetapi akhirnya sangat
berhasil dalam bisnis yang mereka lakukan. Dengan demikian jelas bahwa
keberhasilan akademis saja bukanlah suatu indikator yang baik dari keberhasilan
seseorang dalam hidup.
Lengkapilah
Kalimat Topik:
____________________________________________________
Penjelas:
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
D.
Membaca Teks
Bacalah
teks di bawah ini dengan cermat! Tentukan kalimat topik setiap paragraf dan
tunjukkan pola pengembangan paragraf yang digunakan!
TUJUH MACAM KECERDASAN UNTUK KEBERHASILAN
|
Judul
|
Dr. Howard Gardner mengusulkan dalam bukunya, Frames of Mind: The
Theory of Multiple Intelligences (1983), bahwa kecerdasan memiliki tujuh
komponen. Dia menamakan ketujuh komponen tersebut tujuh kecerdasan ganda.
Selain kecerdasan linguistik-verbal dan kecerdasan logis-matematis,
kecerdasan lain juga meliputi kecerdasan spasial-visual, kecerdasan
ritmik-musik, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal dan kecerdasan
intrapersonal.
|
Kalimat
Topik: ___________
Penjelas:
______________
______________
______________
______________
______________
______________
Pola
pengembangan pargraf:
______________________
|
|
|
Untuk menjadi
benar-benar cerdas berarti mendapat nilai yang tinggi dalam sebagian besar
dari ketujuh kecerdasan ganda. Meskipun sangat jarang seseorang untuk unggul
dalam ketujuh bidang kecerdasan, dapat dilihat bahwa untuk menuju ke suatu
kehidupan yang berhasil, kita harus mencapai nilai yang tinggi paling sedikit
untuk empat sampai lima di antara kecerdasan ganda tersebut. Hasil akademis
dan tes IQ merupakan prediktor yang lemah terhadap kecerdasan yang sebenarnya
karena keduanya hanya mengukur kemampuan linguistik-verbal dan
logis-matematis seseorang. Dengan demikian Anda dapat memiliki IQ tinggi dan
memperoleh nilai A dalam semua ujian, tetapi mungkin tidak memiliki
kecerdasan yang diperlukan untuk berhasil dalam kehidupan.
|
Kalimat
Topik: ___________
Penjelas:
______________
______________
______________
______________
______________
______________
Pola
pengembangan pargraf:
______________________
|
Seorang pelajar yang
bernilai 'A' mungkin sangat kuat dalam kemampuan verbalnya (bahasa dan ilmu
kemanusiaan) dan deduksi logis-matematis (matematika dan sains), tetapi dia
mungkin tidak memiliki keterampilan interpersonal (antarpribadi) untuk
akur dengan orang, membangun jaringan, berkomunikasi, mengakhiri persetujuan
dan membujuk serta mendorong orang lain. Dia mungkin juga tidak memiliki
keterampilan intra personal (menguasai diri sendiri) untuk mengatasi
dan belajar dari kegagalan, untuk merefleksikan dan memotivasi dirinya
sendiri. Dia mungkin tidak cukup kreatif, inovatif, dan melihat ke depan
untuk memperkirakan masalah dan menciptakan penyelesaian masalah secara unik.
Ini semua merupakan keterampilan pokok bagi keberhasilan dalam profesi apa
saJa.
|
Kalimat
Topik: ___________
Penjelas:
______________
______________
______________
______________
______________
______________
Pola
pengembangan pargraf:
______________________
|
Sebaliknya, kesamaan dari semua individu yang berhasil adalah bahwa
mereka memiliki perpaduan yang kuat dari paling sedikit empat sampai lima
dari tujuh kecerdasan yang dapat kita miliki. Bill Clinton bangkit untuk
menjadi salah satu presiden yang paling dihormati dan disukai di Amerika
Serikat karena dia memiliki kecerdasan interpersonal yang memungkinkannya
memahami rakyatnya, berhubungan dengan mereka dan memotivasinya ke arah
pencapaian tujuannya. Dia memiliki kecerdasan intrapersonal yang tinggi yang
memungkinkannya untuk merefleksikan dan terus-menerus meningkatkan dirinya.
Kecerdasan ini juga memungkinkannya untuk mengatasi frustrasi serta
kegegalan, dan bangkit kembali setelah berkali-kali kalah. Dia juga memiliki
kecerdasan linguistik-verbal yang memungkinkannya menyampaikan pidato yang
berbobot, menggetarkan emosi dan persuasif. Akhirnya, dia memiliki kecerdasan
logis-matematis yang relatif kuat yang memungkinkannya menganalis,
menafsirkan dan menyelesaikan masalah. Seseorang yang hanya dilatih untuk
cerdas secara akademis tidak akan memiliki semua bakat ini. Karena itu, untuk
menjamin keberhasilan Anda di masa depan, Anda tidak dapat hanya mengandalkan
nilai yang baik. Anda harus memastikan bahwa Anda mengembangkan sebanyak
mungkin dari ketujuh kecerdasan tersebut.
|
Kalimat
Topik: ___________
Penjelas:
______________
______________
______________
______________
______________
______________
Pola
pengembangan pargraf:
______________________
|
|
|
(Dikutip
dengan perubahan dari Lwin, May. dkk. 2003. Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Jakarta: Penerbit Indeks. Hlm 2—4.)
|
|
E.
Membahas Perbedaan Paragraf Deduktif dan Induktif
Setelah mengerjakan kegiatan
(D), coba diskusikan dengan teman-teman kalian tentang perbedaan paragraf
deduktif dan induktif. Berikan contoh yang memadai!
Kegiatan
Lanjutan
F. Mencari Karangan untuk
Dikaji Paragrafnya
- Kerjakan kegiatan ini secara berkelompok.
- Setiap kelompok maksimal terdiri atas 5 orang.
- Carilah teks (karangan) yang paragrafnya baik.
- Analisislah kalimat topik dan pejelas yang ada dalam teks itu.
- Berdasarkan letak kalimat topik, tentukan pola pengembangan paragrafnya.
- Jika kalian tidak menemukannya, teks berikut ini dapat kalian kaji!
- Simpulkan, perbedaan dalam segala aspek antara paragraf deduktif dan induktif.
KECERDASAN MATEMATIS-LOGIS
Kecerdasan matematis-Iogis adalah kemampuan untuk menangani bilangan
dan perhitungan, pola dan pemikiran logis dan ilmiah. Hubungan antara
matematika dan logika adalah bahwa keduanya secara ketat mengikuti hukum dasar.
Ada konsistensi dalam pemikiran logis. Filsuf Yunani Aristotle mungkin adalah
yang pertama kali mengidentifikasikan dan memformalkan hukum logika. Hukum ini
menjelaskan bagaimana argumentasi disusun, bukti dan syarat dinyatakan dan
kesimpulan dibuat.
Dari logikalah timbul pemikiran ilmiah. Dalam
pemikiran ilmiah, hipotesis timbul de novo atau dari pengamatan. Para
ilmuwan kemudian merancang percobaan khusus yang menguji hipotesis ini, dan
teori lebih lanjut diturunkan dari hasil-hasilnya. Hasil dari revolusi ilmiah
masih kuat dirasakan sekarang. Karena alasan inilah Dr Howard Gardner
menyertakan kecerdasan ini sebagai salah satu kecerdasan yang paling penting
dalam klasifikasinya.
Anak-anak yang cerdas secara matematis sering tertarik
dengan bilangan dan pola dari usia yang sangat muda. Mereka menikmati berhitung
dan dengan cepat belajar menambah, mengurangi, mengalikan dan membagi. Selain itu,
anak-anak yang terampil dalam matematika cepat memahami konsep waktu. Anak-anak
yang cerdas secara matematis senang melihat pola dalam informasi mereka, dan
mereka dapat mengingat bilangan dalam pikiran mereka untuk jangka waktu yang
lebih panjang. Menjelaskan konsep-konsep secara logis, atau menyimpulkan
informasi menggunakan matematika dapat meningkatkan pemahaman mereka. Anak-anak
yang demikian senang membuat kesimpulan ilmiah dari pengamatan mereka. Misalnya
jika mereka mengamati gerakan Brownian, mereka dapat menyimpulkan keberadaan
molekul air. Orang-orang ahli matematika, ilmuwan, dan filsuf yang memiliki
kemampuan yang besar dalam menangani bilangan dan konsep abstrak pada umumnya
memiliki kecerdasan matematis. Orang-orang ini antara lain Aristotle, Isaac
Newton, Descartes, Albert Einstein, dan Bertrand Russell.
Kekurangan kecerdasan matematis-logis mengaki batkan
sejumlah besar problema individu dan budaya. Tanpa kepekaan terhadap bilangan,
seseorang kemungkinan besar tertipu oleh harapan-harapan tidak realistis akan
me menangkan seb~ah undian atau membuat keputusan keuangan yang keliru. Dia
juga cenderung gagal dalam berbagai tugas yang memerlukan matematika praktis
seperti memodifikasi resep masakan atau menentukan jumlah wallpaper yang
diperlukan untuk sebuah dinding. Tanpa kepekaan terhadap bilangan, seseorang
juga tidak dapat memahami permasalahan ekonomi, politik, dan sosial yang
penting seperti anggaran Pemerintah atau luasnya kemiskinan di beberapa negara
Dunia Ketiga.
Syukurlah, kehadiran matematika secara meluas dapat
dirasakan dalam setiap aspek kehidupan moderen. Seseorang tidak dapat melakukan
pengukuran apapun, membuat bangunan, menggunakan uang atau membuat janji tanpa
menggunakan matematika. Kecerdasan matematis juga telah didukung oleh
tahap-tahap perkembangan kognitif dari Piaget dan telah memperlihatkan
hubungannya yang kuat dengan aspek lain dari kehidupan seperti keaksaraan, di
mana penulisan garis besar, pengorganisasian dan revisi, semuanya merupakan
keahlian yang berguna dalam proses penulisan. Karena itu, kita dapat
menyimpulkan bahwa kecerdasan matematis-logis kemungkinan besar adalah yang
tercatat paling kokoh di antara semua kecerdasan. Meskipun telah ada penekanan
berlebihan pada kecerdasan khusus ini, kecerdasan ini masih merupakan wahana
keberhasilan secara budaya yang apabila digabungkan dengan kecerdasan lain,
akan menghasilkan warga negara yang produktif. Berikut ini beberapa alasan lagi
mengapa kecerdasan matematis seyogyanya menjadi bagian penting dari kehidupan
kita sehari-hari.
Berpikir logis itu penting karena anak-anak memperoleh
disiplin mental yang keras dan belajar menentukan apakah alur pikir itu sah
atau tidak sah. Dengan menggunakan logika sebagai dasarnya, pemikiran ilmiah
telah benar-benar mengubah dunia kita. Logika dapat dibagi menjadi logika
deduktif dan induktif. Logika deduktif berlangsung dari umum ke khusus, dan
sebaliknya logika induktif bergerak dari yang khusus ke umum. Sains dan metode
ilmiah sekarang merupakan cara berpikir dan melakukan eksperimen yang diterima.
Hasilnya luar biasa dan telah begitu mempengaruhi setiap aspek kehidupan kita
sehingga kita hampir selalu menerimanya begitu saja.
Beberapa anak memiliki kecenderungan alamiah untuk
melakukan percobaan, apakah itll dengan bahan-bahan sains atau hanya melakukan
'percobaan' sederhana di dapur. Anak yang lain menikmati menonton Discovery
Channel atau program televisi seperti The Wild Kingdom, Sesame Street atau
Mister Rogers yang menangani bilangan atau sains. Anak-anak yang
demikian cenderung untuk mencari dan memanipulasi pola dan hubungan abstrak di
dunia, dan kecerdasan ini paling sering dikaitkan dengan pemikiran ilmiah dan
matematis. Pemberian kesempatan yang sering pada jenis kegiatan seperti ini
akan mendorong anak-anak untuk memaksimalkan kecerdasan mereka dalam pola
khusus untuk kebaikan mereka sendiri, keluarga mereka, komunitas dan
masyarakat. Anak Anda kemudian akan memiliki suatu pemahaman yang sehat dan
optimis akan dirinya, kompetensinya, dan masa depannya.
(Dikutip dengan perubahan
dari Lwin, May. dkk. 2003. Cara
Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan.
Jakarta: Penerbit Indeks.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar