Menyimak Kritis Pidato dengan Hasil Kritikan Dituangkan dalam
Bentuk Sebuah Karya Tulis dan Forum Diskusi, Sebagai Implementasi Vokasi
Pembelajaran.
Indikator:
·
Menemukan tema dan pokok pembahasan
dalam pidato yang disampaikan
·
Membedakan bahasa resmi dan
keseharian dalam pidato yang disampaikan
·
Menjelaskan dan membedakan jenis-jenis pidato
·
Menuliskan rangkuman pidato tersebut dalam bentuk sebuah esai
·
Mengkritisi
permasalahan yang disampaikan oleh pembicara dalam bentuk forum diskusi
Secara umum, keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek keterampilan,
yakni keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Sebagai pondasi
awal dalam berbahasa, menyimak adalah fase terpenting ketika seseorang ingin
mendapatkan sebuah informasi. Ketika informasi tersebut sudah dicerna oleh
pendengar, baru kemudian dilakukan sebuah penelusuran, apakah informasi
tersebut bisa dipertanggungjawabkan atau tidak. Mengkritisi informasi adalah
sebuah jalan untuk menemukan sebuah kebenaran maupun kesalahan dari informasi yang
diberikan, baik bisa dituangkan dalam bentuk karya tulis maupun forum diskusi.
Penyelarasan antara menyimak secara kritis memiliki tujuan, memberikan stimulus
kepada siswa agar siswa memiliki pemikiran kritis dalam hal yang disampaikan
oleh orang lain. Tidak semerta-merta bertaqlid terhadap informasi yang
didengarnya.
Kegiatan
Awal
A.
Mengenal
Jenis dan Macam Pidato
Ada empat jenis teknik dalam
berpidato, yakni berpidato menggunakan teks (membaca teks), berpidato dengan
menghafal teks, berpidato menggunakan catatan topik, dan berpidato secara
natural atau alamiah. sedangkan macam-macam pidato hanya terbagi dalam pidato
resmi dan tidak resmi.
Berpidato
menggunakan teks (membaca teks), biasanya digunakan dalam pidato resmi
kenegaraan, atau pidato dalam acara resmi dalam pemerintahan tingkat desa
sampai pemerintah pusat. Dengan tujuan agar seorang pembicara membicarakan
topik pembahasan sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung, yang sudah
sesuai dengan yang ditentukan oleh protokoler kegiatan. Cara semacam ini
menjadikan pendengar merasa bosan, dikarenakan pembicara hanya membaca ulang
teks yang dibawanya, terkesan sangat kaku dalam berbicara. Berpidato dengan
menggunakan catatan topik pembahasan, bertujuan mempermudah pembicara untuk mengkolaborasi cara penyampaian materi secara
langsung tetapi hanya membaca catatan kecil garis besar topik pembicaraan.
Biasanya cara seperti itu digunakan dalam khutbah Shalat Jum’ah. Berpidato
menggunakan cara menghafal teks, biasanya cara seperti ini digunakan para siswa
SD-SMA untuk sebuah perlombaan pidato. Baik pidato menggunakan bahasa Indonesia
maupun bahasa asing, tetapi memiliki kelemahan ketika pembicara lupa dengan
teks yang sudah dihafalkan. Berpidato secara natural atau alamiah adalah,
teknik berpidato dengan menghafalkan topik yang akan disampaikan. Biasanya
dalam penyampaiannya, mengalir tanpa ada hambatan kosa kata atau topik yang
lupa. Dalam teknikk ini, pendengar lebih merasa nyaman dalam mendengarkan
berpidato.
Pidato resmi adalah pidato yang disampaikan dalam
acara resmi atau formal, biasanya pidato tersebut disampaikan dalam acara
pemerintah atau instansi pendidikan dan lain-lain. Berbeda dengan pengertian
pidato tidak resmi, yakni pidato yang disampaikan dalam acara tidak resmi,
dengan ciri-ciri konten atau isi pidato biasanya menggunekan campur kode
bahasa. Yakni, pencampuran antara bahasa daerah dengan bahasa Indonesia.
B.
Menentukan
Topik Pidato
Biasanya topik dalam berpidato
bisa diwakilkan dalam judul pidato, atau pembicara menyampaikan topik di awal
pembukaan pidatonya. Siswa dirangsang bagaimana cara menemukan topik apabila
judul tidak disampaikan oleh pembicara ataupun topik tidak disampaikan oleh
pembicara, mencari kalimat yang menjadi pokok pembahasan pidato. Penekanan kata
yang disampaikan pembicara bisa menjadi indikasi bahwa kata tersebut adalah
topik pidato, atau kata yang disampaikan pembicara memiliki hubungan
pembahasaan dari awal pidato hingga ahir.
Kegiatan
Utama
C.
Menuliskan
Rangkuman Pidato dalam Bentuk Esai
Pada umumnya, pembelajaran
bahasa Indonesia sangat membosankan. Siswa tidak diperkenalkan manfaat dan
hasil yang akan dicapai siswa ketika mempelajari materi yang diajarkan,
seharusnya praktikum yang diberikan oleh guru harus memberikan hasil dan dampak
positif bagi siswa kelak. Vokasi pembelajaran adalah metode yang sangat tepat
untuk mengaplikasikan model pembelajaran tersebut.
Ketika siswa disuruh
membuat esai dari hasil rangkuman pidato yang telah di dengar, dan hasilnya
akan ditempel di mading sekolah. Kegiatan tersebut adalah langkah awal
pemberian penghargaan terhadap siswa dengan karyanya, bisa ditambahkan ketika
esai tersebut dikirim oleh guru ke media massa, dan dimuat oleh media massa
menjadikan langkah awal dalam penerapan model pembelajaran vokasi.
- Mengkritisi Pidato dalam bentuk Forum Diskusi
Diskusi adalah sebuah forum
yang terdiri dari moderator, notulen dan audiens. Dalam forum ini, siswa diajak
untuk lebih kritis dari hal yang mereka dengar. Diskusi bertujuan agar siswa
mampu menghargai pendapat orang lain, berbicara secara sistematis, dan yang
terpenting adalah memberikan motivasi keberanian kepad siswa untuk berbicara di
forum. Tugas dari moderator sendiri
adalah mengatur jalannya diskusi, sedangkan notulen tugasnya seperti seorang
sekertaris. Sedangkan audiens bertugas untuk menanggapi dari pernyataan seorang
pembicara.
Ketika sebuah forum diskusi sudah dibentuk, siswa diarahkan bagaimana menjadi
seorang pembicara yang baik, seorang moderator yang baik, audiens yang baik dan
notulen yang baik. Dari hasil diskusi tersebut diharapkan siswa memiliki
keberanian berbicara di depan halayak umum, tidak segan mengutarakan hasil
gagasan pemikiran disampaikan kedalam forum diskusi. Siswa juga diarahkan
berpikir kritis mengaenai permasalahan disekitarnya, siswa diharapkan mampu memanjemen
jalannya diskusi tersebut.
E. Mengkritisi Pidato dalam
Bentuk Karya Tulis
Sebagai pola pembelajaran dengan aplikasinya,
banyak dari siswa yang rata-rata menilai pembelajran bahasa indonesia itu
sangat membosankan. Perlu adanya suatu perubahan signifikan dari seorang guru,
kreativitas dan inovasi pembelajaran agar siswa merasakan kesenangan dalam
belajar bahasa indonesia. Vokasi pembelajaran bertujuan agar mengarahkan suatu
materi menuju dunia kerja, guru tidak hanya memberikan suatu materi tanpa hasil
atau tujuan husus. Siswa diajak bagaiman caranya ketika suatu materi memeiliki dampak
dan andil masa depan pekerjaannya. Dalam materi ini, siswa diajak menemukan
bagaimana menjadi seorang penyimak yang baik dan hasil korespondensi dari
pidato tersebut dituangkan ke dalam sebuah karangan yang berbentuk esai. Boleh
menggunakan bahasa siswa sendiri, tetapi guru membimbing agar bahasa siswa
tersebut menjadi bahasa yang komunikatif dengan pembaca, tidak melupakan unsur
dari berbahasa yang baik dan benar.
Hasil dari kepenulisan esai siswa, akan dimuat
dalam majalah dinding kelas, sekolah atau buletin siswa dari ekskul jurnalistik
siswa, ataupun guru akan menseleksi hasil karya siswa tersebut dan diokirimkan
ke penerbit koran, ataupun laman web sekolah. Dengan cara seperti itu, guru
memebntuk sebuah pola pemikiran kepada siswa, usaha dalam kepenulisan tidak
hanya sebagai tugas semata, melainkan sebagai manivestasi kelak ketika mereka
mencari sebuah pekerjaan. Jurnalistik adalah salah satu bidang pekerjaan yang
bisa ditempuh melalui jalur kepenulisan, siswa diarahkan dari hasil menulis
esai tersebut siswa diharapkan kelak bisa menjadi seorang penulis baik karya
fiksi dan non fiksi.
Kegiatan Lanjutan
- Mempersiapkan Siswa Menjadi Seorang Penulis
Mempersiapkan siswa agar memiliki kemampuan dalam
kepenulisan, yang mana kelak kemampuan tersebut bisa dimanfaatkan dalam dunia
pekerjaan. Ketika siswa mampu menulis esai dengan bahasa yang baik dan benar,
kemampuan tersebut bisa diarahkan kedalam dunia kepenulisan atau dunia
koresponden. Seorang penulis tidak semerta-merta keutrunan dari orang tua atau
genetik, melainkan usaha dan cara menemukan jalan menjadi penulis. Memperbanyak
wawasan dengan membaca adalah salah satu kuncinya, wawasan yang luas lebih mempermudah
siswa dalam memasuki dunia jurnalistik, juga tidak menafikkan kemampuan dalam
menguasai bahasa Inggris. Bekal kepenulisan esai juga bisa menjadi bekal kelak
ketika siswa memasuki dunia perkuliahan, kepenulisan ilmiah menjadi sangat
penting didalam perkulian. Bekal awal kepenulisan esai tersebut menjadikan
siswa mampu menemukan apa yang harus diperbuat dengan materi menyimak kritis
pidato dengan hasil kritikan dituangkan dalam bentuk sebuah karya tulis dan
forum diskusi, sebagai implementasi vokasi pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar