Sinopsis
Novel “Moga Bunda Disayang Allah” Karya Tere Liye
Gelap! Melati hanya melihat gelap. Hitam. Kosong.
Tak ada warna. Senyap! Melati hanya mendengar senyap. Sepi. Sendiri. Tak ada
nada. Melati bocah 6 tahun putri satu-satunya dari keluarga paling dicintai
masyarakat, keluarga yang tidak pernah angkuh dan sombong dengan kekayaan dan
derajat, Tuan HK adalah pemilik ratusan persuahaan. Perusahaan yang menyediakan
tentang barang-barang rumah tangga, elektronik, dan barang yang digunakan oleh
keluarga. Dengan tubuh kecilnya, mata hitam seperti buah kelengkeng, dan rambut
dikepangnya. Ketika melati tertawa dan bahagia, semua perhatian tertuju
padanya. Melati gadis kecil yang merebut semua perhatian, tetapi semua itu
terjadi ketika melati berumur 3 tahun. Sekarang umur melati 6 tahun, Allah
memberikan ujian begitu hebat kepada Melati, Allah memtuskan semua kenikmatan
yang dimiliki Melati.
Melati tak mampu melihat, ia tuna netra. Allah
mencabut bagaimana cara dia mengekspresikan kesenangannya, dia tidak bisa
berkata-kata, dia tuna wicara, ketika tuna wicara menimpa Melati, secara
otomatis dia tidak mampu mendengar suara, dia tuna rungu.
Selama 3 tahun dari penderitaannya, Melati menahan amarah dalam hatinya. Dia bingung bagaimanakah dia harus merasakan nikmta yang telah Allah berikan kepadanya, dia tidak sampai memikirkan nikmat, dia terlalu kecil. Dia bingung bagaimana menyamaikan keinginannya, dia hanya marah dengan ucapan Baa...Maaa... dengan melempar apapun yang berada ditangannya. Hanya dua kosakata yang mewakili tingkah laku Melati, yakni Baaa... dan Maa... juga membanting apapun yang berada di tangannya. Tidak memungkiri ketika ada orang yang memegang tubuh melati, baik tangan ataupun anggota tubuh lain, dia akan melawan dengan sejadi-jadinya. Nyonya HK sebagai ibu dari Melati, hanya mampu mencium kening putri tercintanya ketika Melati sudah tidur.
Selama 3 tahun dari penderitaannya, Melati menahan amarah dalam hatinya. Dia bingung bagaimanakah dia harus merasakan nikmta yang telah Allah berikan kepadanya, dia tidak sampai memikirkan nikmat, dia terlalu kecil. Dia bingung bagaimana menyamaikan keinginannya, dia hanya marah dengan ucapan Baa...Maaa... dengan melempar apapun yang berada ditangannya. Hanya dua kosakata yang mewakili tingkah laku Melati, yakni Baaa... dan Maa... juga membanting apapun yang berada di tangannya. Tidak memungkiri ketika ada orang yang memegang tubuh melati, baik tangan ataupun anggota tubuh lain, dia akan melawan dengan sejadi-jadinya. Nyonya HK sebagai ibu dari Melati, hanya mampu mencium kening putri tercintanya ketika Melati sudah tidur.
Berbagai macam teknik dan terapi penyembuhan sudah
dijalankan, mulai dari psikiater dari luar negeri hingga dokter apapun yang
berhubungan dengan anak dan perkembangan otak anak keluarga HK datangkan untuk
menyembuhkan Melati, tapi hasilnya sia-sia. Hingga rombongan dokter profesional
dari ibu kota mereka datangkan, tapi pil pahitlah yang mereka rasakan. Dokter
tersebut mengatakan bahwa Melati sudah gila. Nyonya HK hanya mampu berdoa
setiap malam, dia sangat yakin bahwa putrinya tidak gila. Melati sama dengan
anak-anak lain, bedanya Melati tidak mampu merasakan apapun. Hanya dengan
senyuhan, tapi itu kelak dia akan sembuh.
Karang adalah pemuda yang dianugerahi oleh Allah
bisa memahami psiko anak dari sudut manapun, dia bisa menenangkan anak yang
menangis hanya dengan menyentuhnya.
Meskipun dia memilki masa alalu yang suram, sejak kecil dia menjadi anak
jalanan yang memeiliki tekad kuat. Dia akan merubah kehidupan anak yang senasib
dengan dia, hingga suami ibu-ibu gendut itu menolongnya. Dan cerita pun
berbalik 180 derajat. Kesuksesan Karang dalam pendidikan, mimpi-mimpinya dalam
membuat kesuksesan untuk anak jalanan terlaksana, puluhan rumah baca yang dia
dirikan berkembang pesat. Berbagai kegiatan dia lakukan, hingga mengajar
anak-anak, menyemanangati anak-anak yang berkebutuhan husus, hingga hanaya
dengan bercerita Karang mampu menyembuhkan anak yang tidak bisa berjalan.
Hingga tragedi di laut itu terjadi,
35 rombongan anak-anak yang menjadi korban keganasan laut. 18 anak orang
meninggal dan 12 anak-anak lainnya selamata juga lima orang kakak-kakak
pembinanya juga selamat. Banyak masyarakat yang mengecam atas tragedi itu, dan
Karang di tuntut agar masuk penjara. Tetapi ahirnya Karang bebas tanpa tuntutan
apapun, tetapi kejadian itu merubah kehidupan Karang yang sangat ambisius
menjadi seorang pemabuk berat, pergi malam pulang pagi. Dan kejadian
tenggelamnya kapan itu sama persis dengan kejadian Melati dengan
keterbatasannya.
Nyonya HK pun mengirimi Karang surat
untuk membantu keadaan Melati, Karang hanya menanggapi surat itu dengan tidak
membacanya. Meskipun nona HK mendatangi Karang, tetapi sikap Karang tetap.
Menolak dengan tegas. Hingga suatu pagi Karang datang ke rumah tuan HK,
dimulailah pengobatan Melati. Tidak di sangka-sangka pengobatan Karang kepada
Melati menggunakan sistem kekarasan, tetapi itulah metode Karang agar Melati
mampu mengontrol emosi selama tiga tahun yang di pendamnya. Tuan HK marah
besartetapi nyonya HK meminta waktusatu minggu untuk melihat perubahan Melati.
Hari ke lima Karang di usir oleh
tuan HK Ia kedapatan meminum minuman
keras di kamarnya, tuan HK marah besar dan mengusirnya, tapi bunda tetap
meminta sampai besok pagi, biar bundalah menyampaikannya. Paginya tuan HK akan
meninggalkan Indonesia menuju Jerman, ketika mereka sarapan Karang dengan tanpa
berdosa ikut dalam sarapan tersebut. Dengan menahan emosi tuan HK memandang
nyonya HK, tetapi hanya diam yang didapat dalam ekspresi nyonya HK. Karang pun
di usir. Ketika tuan HK di dalam pesawat menuju Jerman, keajaiban itupun
muncul. Melati makan dengan menggunakan sendok dan duduk dengan tenang.
Karang pun diberikan waktu lagi oleh
nyonya HK selam 2 minggu hingga suaminya kembali dari Jerman, berbagai cara
yang dilakukan oleh karang terasa sangat lamban perubahan pada diri Melati,
hanya membiasakan Melati agar makan menggunakan sendok dan duduk di kursi,
hanya itu. Segala usaha yang telah di lakukan Karang hanya membuahkan hasil
buntu hingga waktu kurang 2 hari kepulangan tuan HK teragedi itupun muncul.
Tuan HK tiba di rumah untuk memberikan kejutan kepada penghuni rumahnya, tetapi
alangkah terkejutnya tuan HK ketika melihat Karang pagi itu sarapan bersama
dalam meja makan miliknya. Amarah tuan HK pun meledak, dia memanggil sekuriti
dan mengusir Karang, Karang hanya diam dan pasrah atas kejadian itu.
Karang ingat ketika Melati lepas
kendali dan keluar berlari dengan terbata-bata menuju halaman depan rumahnya,
seisi rumah berteriak dan berlari menuju Melati, begitu juga dengan tuan HK,
heran apa yang terjadi di rumahnya selama ia berada di Jerman. Melati
menengadahkan tangannya kepada air, dia merasakan inilah ketenangan yangdi
dapatkan ketika malam-malam tangannya menyentuh jendela, rasa nyaman. Dengan
terharu Karang memeluk Melati, inilah cara Melati mendengarkan, berbicara dan
merasakan mellaui tangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar