MAKALAH
BUKU AJAR SISWA KELAS SEPULUH
SEKOLAH MENENGAH ATAS SEMESTER I
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Telaah
Kurikulum
Dosen Pengampu : Dr. Sri
Wahyuni, M.Pd

Oleh :
M. Fadlulloh ArRozaq (2130710005)
M. Fadlulloh ArRozaq (2130710005)
Zukhrufa Nur Ahyaini
(2130710021)
Fatmawati Laudu
(2130710022)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
NtOPEMBER 2014
Kata Pengantar
Tiada kata yang dapat saya sampaikan kecuali
rasa syukur kehadirat Allah SWT hingga saat ini saya diberikan kesempatan untuk
dapat menulis sebuah makalah ini, hanya karena rahmat yang diberikan-Nya kami
dapat merangkai makalah ini hingga selesai. Apapun yang kami sajikan semoga
selalu bermanfaat bagi para pembacanya.
Pada makalah ini, kami
menyampaikan mengenai buku ajar bagi siswa kelas X mata pelajaran bahasa
Indonesia.
Selesainya penyusunan ini berkat bantuan dari
berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini saya sampaikan terima kasih
dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
Ibu Dr. Sri
Wahyuni, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah telaah kurikulum
Kedua orang tua
kami yang selalu menyertai langkah kami dengan doa
Dan kepada
rekan rekan yang berkat dukungan merekamakalah ini selesai seperti yang kami
harapkan
Kami sangat menyadari, makalah kami masih
banyak kekurangan baik isi materi maupun teknik penulisan, oleh sebab itu,
kritik, saran dan pendapat dari pembaca sangat kami harapkan sebagai bekal
pembenahan makalah kami selanjutnya.
Malang, 10 Nopember 2014
Penulis
Daftar Isi
Halaman
Judul.............................................................................................
Kata Pengantar.............................................................................................
Daftar Isi
.....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
..................................................................................
1.2
Rumusan Masalah
............................................................................
1.3
Tujuan Masalah ................................................................................
1.4. Silabus Matapelajaran
Bahasa Indonesia Kelas X Semester I …….
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teks Laporan ……………..……………………………......................
2.2 Konjungsi …………………………………........................................
2.3 Memahami
Kalimat Definisi dalam Teks Laporan ..............................
2.4 Meringkas Isi Teks Laporan ......………...............................................
2.5. Menerapkan
Kalimat Perintah dalam Teks Prosedural .......................
2.6. Memahami
Prosedur Membaca Puisi .................................................
2.7. Teknik
Membaca Puisi di Atas Pentas ...............................................
BAB III PENUTUP
3.1
Simpulan ..............................................................................................
3.2 Saran
....................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kurikulum 2013 menyadari peran penting bahasa sebagai wahana untuk
mengekspresikan perasaan dan pemikiran secara estetis dan logis. Pada satu
saat, bahasa tidak dituntut dapat mengekspresikan sesuatu dengan efisien karena
ingin menyampaikannya dengan indah sehingga mampu menggugah perasaan
penerimanya. Pada saat yang lain, bahasa dituntut efisen dalam menyampaikan
gagasan secara objektif dan logis supaya dapat dicerna dengan mudah oleh
penerimanya. Dua pendekatan mengekspresikan dua dimensi diri, perasaan dan
pemikiran, melalui bahasa perlu diberikan berimbang.
Sejalan dengan peran di atas,
pembelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang Pendidikan Menengah Kelas X yang
disajikan dalam buku ini disusun dengan berbasis teks, baik lisan maupun tulis,
dengan menempatkan Bahasa Indonesia sebagai wahana untuk mengekspresikan
perasaan dan pemikiran. Didalamnya dijelaskan berbagai cara penyajian perasaan
dan pemikiran dalam berbagai macam jenis teks. Pemahaman terhadap jenis, kaidah
dan konteks suatu teks ditekankan sehingga memudahkan peserta didik menangkap
makna yang terkandung dalam suatu teks maupun menyajikan perasaan dan pemikiran
dalam bentuk teks yang sesuai sehingga tujuan penyampaiannya tercapai, apakah
untuk menggugah perasaan ataukah untuk memberikan pemahaman.
B.
Rumusan Masalah
Ø Apakah Pengertian
Teks Laporan?
Ø Apakah
Pengertian Konjungsi?
Ø Bagaimankah
Memahami Kalimat Definisi dalam Teks Laporan?
Ø Bagaimanakah
Caranya untuk Meringkas Isi Teks Laporan?
Ø Bagaimanakah
Menerapkan Kalimat Perintah dalam Teks Prosedural?
Ø Bagaimanakah
Memahami Prosedur Membaca Puisi?
Ø Bagaimanakah
Teknik Membaca Puisi di Atas Pentas?
C.
Tujuan Makalah
Ø Mendiskripsikan Tentang Pengertian Teks Laporan
Ø Mendiskripsikan Tentang Pengertian Konjungsi
Ø Mendiskripsikan
Tentang Memahami Kalimat Definisi dalam Teks Laporan
Ø
Mendiskripsikan Tentang Meringkas Isi Teks Laporan
Ø
Mendiskripsikan Tentang Kalimat Perintah dalam Teks Prosedural
Ø
Mendiskripsikan Tentang Memahami Prosedur Membaca Puisi?
Ø
Mendiskripsikan Tentang Teknik Membaca Puisi di Atas Pentas.
SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SMA DAN MA
(WAJIB)
Satuan Pendidikan :
SMA
Kelas : X
Kompetensi Inti :
KI 1 :
|
Menghayati
dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
|
KI 2 :
|
Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
|
KI 3 :
|
Memahami,
menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
|
KI 4 :
|
Mengolah,
menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
|
Kompetensi Dasar
|
Materi Pokok
|
Pembelajaran
|
Penilaian
|
Alokasi Waktu
|
Sumber Belajar
|
Membuat teks laporan tentang sebuah kejadian, dan
bagaimanakah siswa mampu menyusun teks laporan dengan kaidah yang berlaku
ketika membuat teks laporan dengan kejadian lain.
|
|
|
|
|
|
Mampu menganalisa bagaimanakah cara membubuhkan
kalimat kompleks dan simpleks, dan pengertian dari konjungsi sendirir.
|
|
|
|
|
|
Menemukan dan memahami kalimat definisi dalam teks
laporan
|
|
|
|
|
|
Siswa mampu meringkas teks laporan
|
|
|
|
|
|
Menentukan kalimat perintah dalam paragraf
prosedural
|
|
|
|
|
|
Mengidentifikasi
mengenai prosedural tentang tata cara membaca puisi di depan kelas
|
|
|
|
|
|
Mempraktekan
bagaimanakah cara membaca puisi diatas pentas
|
|
|
|
|
|
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Teks Laporan
Teks laporan juga disebut teks klasifikasi karena teks tersebut
memuat klasifikasi mengenai jenis-jenis sesuatu berdasarkan kriteria tertentu.
Setelah menyelesaikan pelajaran ini, kalian diharapkan dapat membangun teks
laporan yang benar.
Teks laporan sering dianggap sama dengan teks deskripsi.
Sebenarnya, teks laporan dan teks deskripsi berbeda. Perbedaan yang paling
menonjol di antara keduanya terletak pada sifatnya, yaitu bahwa teks laporan
bersifat global dan universal, sedangkan teks deskripsi bersifat unik dan
individual. Untuk melaporkan kehidupan harimau, misalnya, kalian dapat mulai
dengan membuat klasifikasi jenis-jenis harimau, kemudian memaparkan bentuk
fisik, ciri-ciri, habitat, dan kebiasaan hidup harimau itu.
Teks deskripsi
menitikberatkan pada uraian bentuk, ciri-ciri, dan keadaan sesuatu yang
dideskripsikan untuk tempat dan waktu tertentu. Sementara itu, teks laporan
lebih menekankan pada pengelompokan berbagai hal ke dalam jenis-jenis sesuai
dengan ciri-ciri setiap jenis pada umumnya. Selain itu, teks deskripsi
berkaitan hanya dengan hubungan antara keseluruhan dan bagian-bagiannya,
sedangkan teks laporan berkaitan dengan hubungan berjenjang antara sebuah kelas
dan sub-subkelas yang ada di dalamnya.
2.2. Konjungsi
Keberadaan konjungsi pada sebuah kalimat dapat
menyebabkan kalimat tersebut menjadi kompleks. Berdasarkan kompleksitasnya,
kalimat dibedakan menjadi kalimat simpleks dan kalimat kompleks. Kalimat
simpleks ialah kalimat yang hanya terdiri atas satu struktur dengan satu
verbautama, seperti terlihat pada contoh (a) dan (b), sedangkan kalimat
kompleks adalah kalimat yang terdiri atas dua struktur atau lebih dengan dua
verba atau lebih, seperti terlihat pada contoh (c) dan (d).
(a) Tumbuh-tumbuhan tergolong ke dalam makhluk hidup.
(b) Tumbuh-tumbuhan [[yang ditanam di kebun itu]] tergolong
ke dalam makhluk hidup.
(c) Yang pertama sering disebut makhluk hidup dan yang
kedua disebut makhluk mati.
(d) Tanaman kacang itu akan tumbuh subur
apabila petaninya rajin menyiramnya.
Seperti yang terlihat pada contoh (a) dan (b), verba
utama itu adalah tergolong. Verba ditanam, yang terletak pada
bagian yang diletakkan di dalam tanda [[ ... ]], bukan verba utama. Pada
dasarnya, bagian yang diletakkan di dalam tanda [[ ... ]] dapat dibuang dan
hanya merupakan penjelas nomina yang ada di depannya.
Amatilah
dengan cermat. Ternyata kalimat kompleks merupakan rangkaian dua kalimat atau
lebih dengan konjungsi sebagai alat perangkainya. Pada contoh (c), konjungsi
yang digunakan adalah dan, sedangkan pada contoh (d), konjungsi yang
digunakan adalah apabila.
2.3. Memahamai Kalimat Definisi
dalam Teks Laporan
Untuk menguji bahwa definisi di bawah ini benar, kalian
dapat membalik kalimat itu. Ubah susunan kalimat dalam tabel itu menjadi Y = X.
Kadang-kadang dalam membalik kalimat itu, kalian harus membuat modifikasi
seperlunya, misalnya dengan mengubah verbanya. Oleh karena itu, penjelasan
dalam kurung pada hasil pembalikan berikut ini diperlukan.
(a) Mamalia meliputi harimau. (Mamalia yang
dimaksud itu adalah harimau.)
(b) Hewan pemangsa dan pemakan daging meliputi harimau.
(Hewan pemangsa dan pemakan daging yang dibicarakan itu adalah harimau.)
Apabila definisi itu tidak dapat dibalik, hal itu
menunjukkan bahwa definisi itu tidak bagus atau unsur X dan Y tidak mempunyai
bobot yang sama.20 Kelas X
Pada
teks laporan, definisi sering berkaitan dengan istilah teknis, yaitu istilah
yang hanya digunakan secara khusus pada bidang tertentu. Sebagai contoh, mamalia
adalah istilah teknis pada bidang biologi, inflasi adalah istilah
teknis pada bidang ekonomi. Dengan demikian, pada bidang biologi mamalia dapat
didefinisikan sebagai ‘binatang yang menyusui’. Pada bidang ekonomi, inflasi
didefinisikan sebagai ‘keadaan bahwa terdapat lebih banyak barang daripada
permintaan’.
Kalimat deskripsi adalah kalimat yang dapat berisi
gambaran sifat-sifat benda yang dideskripsikan. Sifat-sifat itu, antara lain,
berupa ukuran (besar-kecil, tinggi-rendah), warna (merah, kuning, biru), rasa
(manis, pahit, getir, halus, kasar), atau sifat-sifat fisik yang lain.
Pada teks laporan tersebut juga terdapat
kalimat-kalimat yang berisi deskripsi tentang binatang. Contoh.
(a) Harimau dapat mencapai tinggi 1,5 meter, panjang
3,3 meter, dan berat 300 kilogram.
(b) Bulunya berwarna putih dan cokelat keemas-emasan
dengan belang atau loreng berwarna hitam.
(c) Kuda mempunyai ekor sepanjang satu meter.
Pola
kalimat deskripsi hampir sama dengan pola kalimat definisi. Perbedaannya adalah
kalimat deskripsi tidak dapat dibalik seperti kalimat definisi. Kalimat
deskripsi berisi gambaran sifat-sifat yang dimiliki oleh benda yang
dideskripsikan.
Perhatikan bahwa
pada teks laporan banyak terdapat gabungan kata yang induknya kata nomina
dengan nomina atau kelompok nomina yang berciri khusus sebagai induknya.
Kelompok nomina yang dimaksud berisi penjelas tentang jenis atau klasifikasi.
(a) Harimau adalah
hewan pemangsa dan pemakan daging.
(b) Harimau dapat
hidup di hutan, padang rumput, dan daerah payau atau hutan bakau.
Dapatkah kalian menjelaskan bahwa pemangsa, daging, rumput, payau, dan
bakau berfungsi sebagai penjenis? Ingat, penjenis adalah kata
yang menentukan jenis atau klasifikasi benda yang diikuti. Perhatikan tabel
berikut ini yang di dalamnya terdapat contoh-contoh kelompok nomina yang lain.
Bandingkan kata-kata yang ada di kolom penjenis dengan kata-kata yang ada di
dalam kolom pendeskripsi!
Benda
|
Penjenis
|
Pendeskripsi
|
|
hewan
|
pemangsa
|
||
hewan
|
gemuk/kurus
|
||
pemakan
|
daging
|
||
pemakan
|
rumput
|
||
pemakan
|
rakus
|
||
padang
|
rumput
|
||
padang
|
Luas
|
||
|
|
||
Kata-kata di dalam kolom penjenis
berfungsi berbeda dengan kata-kata di dalam kolom pendeskripsi meskipun
keduanya merupakan kata-kata penjelas. Jadi, ada penjelas yang berperan mengklasifikasikan
benda (penjenis) yang diikuti dan ada penjelas yang berperan mendeskripsikan
benda yang dimaksud (pendeskripsi).
Perhatikan contoh-contoh pada tabel tersebut. Ternyata
gabungan benda dan kata penjenis pada kelompok nomina, misalnya pemakan
rumput tidak bisa disisipi oleh kata apa pun. Kedua kata itu harus saling
berdekatan. Sebaliknya, gabungan kata benda dan kata pendeskripsi dapat
disisipi, misalnya dengan kata penyangat, seperti sangat atau terlalu
dan kata pewatas seperti yang.
2.4.
Meringkas Isi Teks Laporan
Teks
laporan yang berjudul “Karbon” dapat disajikan secara ringkas. Caranya, kalian
hanya menulis ulang kalimat-kalimat inti dari setiap tahap pada struktur teks
itu. Misalnya, mula-mula kalian mengemukakan definisi karbon. Selanjutnya,
sebutkan jenis-jenis karbon menurut subkelas yang ada.
Dalam membuat ringkasan, isi ringkasan harus sama dengan isi teks
yang diringkas. Kalian juga dapat memanfaatkan struktur teks itu sebagai
panduan. Bandingkan ringkasan kalian dengan yang dibuat oleh teman-teman
kalian, apa memang isinya sama antara ringkasan.
Cara
meringkas seperti itu dapat diterapkan dalam memahami teks-teks pada buku pelajaran untuk mata
pelajaran selain bahasa Indonesia. Sering melalui kegiatan meringkas, proses
belajar kalian akan terasa lebih mudah dan menyenangkan.
2.5.
Menerapkan Kalimat Perintah dalam Teks Prosedural
Teks prosedur itu banyak mengandung perintah. Kalimat
yang mengandung perintah disebut kalimat imperatif. Menurut fungsinya, kalimat
dapat diklasifikasikan menjadi kalimat imperatif, kalimat deklaratif, dan
kalimat interogatif.
Kalimat imperatif
berfungsi untuk meminta atau melarang seseorang untuk melakukan sesuatu.
Berikut ini adalah contoh-contoh kalimat imperatif yang diambil dari teks
prosedur itu.
(a) Kenali si
petugas.
(b) Pahami
kesalahan Anda.
(c) Pastikan
tuduhan pelanggaran.
(d) Jangan
serahkan kendaraan atau STNK begitu saja.
(e) Terima atau
tolak tuduhan.43 Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik
Kalimat deklaratif adalah
kalimat yang berisi pernyataan. Kalimat seperti itu berfungsi untuk memberikan
informasi atau berita tentang sesuatu. Apabila contoh-contoh kalimat imperatif
di atas diubah menjadi kalimat deklaratif, kalimat-kalimat itu dapat disajikan
sebagai berikut.
(a) Pengendara
yang terkena tilang mengenali petugas yang memberikan tilang.
(b) Pengendara
memahami kesalahannya.
(c) Pengendara
memastikan tuduhan pelanggaran.
(d) Pengendara
tidak menyerahkan kendaraan atau STNK begitu saja kepada petugas.
(e) Pengendara
menerima atau menolak tuduhan.
Adapun kalimat interogatif adalah kalimat yang berisi pertanyaan. Kalimat
interogatif berfungsi untuk meminta informasi tentang sesuatu. Contoh-contoh
kalimat interogatif berikut ini diubah dari kalimat-kalimat sebelumnya. Kalimat
interogatif dapat dibagi menjadi kalimat interogatif yang menuntut jawaban ya
atau tidak dan kalimat interogatif yang menuntut jawaban yang berupa
informasi. Kalimat (a), (b), dan (c) merupakan contoh kalimat interogatif yang
menuntut jawaban ya atau tidak.
(a) Apakah Anda
mengenali petugas?
(b) Apakah Anda
memahami kesalahan Anda?
(c) Dapatkah Anda
memastikan tuduhan pelanggaran?
(d) Mengapa Anda
menyerahkan kendaraan atau STNK begitu saja kepada petugas?
(e) Siapakah yang
menerima atau menolak tuduhan?
Syarat-syarat dan
pilihan-pilihan pada teks prosedur diungkapkan dengan konjungsi yang sama,
yaitu jika, apabila, atau seandainya. Keadaan ini merupakan
faktor lain yang menyebabkan kekompleksitasan prosedur itu. Sekarang,
temukanlah kalimat-kalimat yang mengandung jika, apabila, atau seandainya
pada teks prosedur di atas.
Jika, apabila, atau seandainya
yang menunjukkan syarat-syarat.
memahami struktur
teks prosedur kompleks, sekarang coba perhatikan ciri-ciri kebahasaan yang
digunakan pada teks “Apa yang Harus Anda Lakukan Jika Terkena Tilang?” Ciri
kebahasaan apa saja yang ada dalam teks prosedur kompleks?
Ciri-ciri yang paling menonjol
adalah penggunaan (a) partisipan manusia secara umum; (b) verba material dan
verba tingkah laku; dan (c) konjungsi temporal.
Verba tingkah laku adalah verba yang
mengacu pada sikap yang dinyatakan dengan ungkapan verbal (bukan sikap mental
yang tidak tampak), seperti menerima dan menolak pada kalimat Setiap
pengemudi mempunyai dua alternatif terhadap tuduhan pelanggaran yang diajukan
polantas, yaitu menerima atau menolak tuduhan tersebut.
Konjungsi temporal adalah konjungsi yang mengacu pada
urutan waktu dan sekaligus menjadi sarana kohesi teks, seperti pertama,
kedua, ketiga, dan setelah, seperti pada kalimat.
2.6. Memahami Prosedur Membaca Puisi
Sebelum menerapkan teknik yang baik, perlu mengetahui
terlebih dahulu beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan pada saat kalian
membaca puisi dengan keras. Prinsip-prinsip itu adalah volume suara, artikulasi
suara, intonasi, gerak tubuh, mimik, dan pandangan mata.
(a) Volume suara
adalah derajat keras atau lemahnya suara pada saat kalian membaca puisi yang
dimaksud.
(b) Artikulasi
suara adalah pengucapan kata demi kata dengan benar serta dengan suara yang
jelas dan pilah.
(c) Intonasi
adalah lagu membaca yang meliputi penggalan kata dan tinggi atau rendahnya
suara pada saat kalian membaca baris demi baris puisi.
(d) Gerak tubuh meliputi gerak seluruh anggota tubuh: kaki, tangan, badan,
dan kepala sesuai dengan isi puisi yang dibaca.
(e) Mimik adalah
ekspresi atau perubahan wajah sesuai dengan karakteristik dan suasana
(misalnya, sedih, semangat, atau gembira) yang digambarkan pada puisi yang
dibaca.
(f) Pandangan mata adalah arah
mata memandang; seharusnya pandangan mata ditujukan ke sagala penjuru tempat
penonton berada.
Bahasa mempunyai empat fungsi utama, yaitu fungsi ekspresif, fungsi deskriptif,
fungsi sosial, dan fungsi tekstual (Longman Dictionary of
Language Teaching and Applied Linguistics, 4th ed., 2010: 236).
Fungsi ekspresif berkenaan dengan penggunaan bahasa untuk menampilkan hal-hal
yang terkait dengan diri pembicara atau penulis, seperti perasaan, pikiran,
pilihan, prasangka, dan pengalamannya. Fungsi deskriptif berkaitan dengan
penggunaan bahasa untuk menyampaikan informasi faktual. Fungsi deskriptif juga
disebut fungsi ideasional. Fungsi sosial dimaksudkan sebagai penggunaan bahasa
sebagai alat untuk menjalin dan memapankan hubungan sosial di antara pengguna
bahasa. Fungsi sosial juga disebut fungsi interpersonal. Adapun fungsi tekstual
adalah fungsi bahasa yang terkait dengan cara penciptaan teks, baik lisan
maupun tulis yang runtut dan yang sesuai dengan konteks. Fungsi ekspresif
berimpitan dengan fungsi tekstual dalam hal bahwa untuk mengungkapkan diri
pembicara atau penulis, baik media tulis maupun lisan dapat digunakan.
Lalu, apa yang dimaksud dengan membaca ekspresif? Membaca ekspresif
adalah membaca dengan mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman
penulis. Umumnya, kegiatan membaca ekspresif dilakukan dengan suara yang keras
dan gaya atau penampilan sesuai dengan isi materi yang dibaca. Dengan demikian,
membaca ekspresif dapat dikatakan sebagai membaca dengan penuh penghayatan.
Mengingat kegiatan membaca ekspresif dilakukan dengan suara keras, kegiatan
membaca seperti 67 Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik
ini sejalan dengan membaca
teks secara lisan, yang berlawanan dengan membaca teks dalam hati.
2.7. Teknik Membaca Puisi di Atas Pentas
(1.) Yakinlah
bahwa kalian telah mengenakan pakaian dengan rapi atau mengenakan pakaian
sesuai dengan isi puisi yang akan kalian baca. (2.) Berdirilah dengan tegak dan
tenang di atas pentas sebelum kalian memulai membaca. (3.) Kuasailah pentas dan
penonton dengan mengarahkan pandangan ke segala penjuru sambil memberikan
penghormatan kepada mereka dengan cara menganggukkan kepala. (4.) Hayatilah
puisi yang kalian baca dengan memahami isi dan pesannya. (5.) Bacalah puisi
tersebut dengan artikulasi suara yang jelas, dengan volume suara yang dapat
menjangkau semua penonton, dan dengan intonasi yang bagus. (6.) Aturlah napas
dengan baik dengan menyesuaikan penggalan-penggalan kata, baris, dan bait puisi
tersebut
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat terlepas dari
penggunaan teks yang berupa lisan, tulisan, atau multimodal seperti gambar.
Sebagai contoh, orang menerapkan teks prosedur untuk menjalankan mesin cuci,
untuk mengurus SIM, KTP, paspor, atau surat-surat penting yang lain untuk
berobat di rumah sakit, dan untuk menjalani kegiatan lain yang membutuhkan
langkah-langkah tertentu. Orang menggunakan teks deskripsi untuk memperkenalkan
diri kepada orang lain. Orang menggunakan teks eksposisi untuk mengusulkan
sesuatu kepada pihak lain. Begitu seterusnya sehingga orang selalu menggunakan
jenis teks yang sesuai dengan tujuan kegiatan yang dilakukannya. Dengan
demikian, jenis-jenis teks tersebut diproduksi dalam konteks sosial yang
melatarbelakangi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh manusia, baik konteks
situasi maupun konteks budaya.
B.
Saran
Tak ada gading yang tak retak, seperti inilah cerminan makalah
kami. Karena usaha kami dalam menyusun makalah ini tidak lepas dari kekurangan
dan kesalahan, maka dari itu, kami memohon saran dan kritik membangun agar pada
penyusunan makalah yang selanjutnya kami dapat membenahi kesalahan pada makalah
kami yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2013. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar