MAKALAH
TAHARAH DAN SHALAT DITINJAU DARI SEGI KESEHATAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Pendidikan
Agama III
Dosen
Pengampu : Drs. H. Mustofa Kamali, M.S.
Oleh
:
M. Fadlulloh ArRozaq (2130710005)
M. Fadlulloh ArRozaq (2130710005)
A. Faizar Bahroizy (2130710007)
Ali Ridho
Hasni (2130710008)
Fatluk
Inasa Fitri (2130710004)
Fahrudin
Fahri (2130710006)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
ISLAM MALANG
NOPEMBER
2014
Kata Pengantar
Tiada
kata yang dapat saya sampaikan kecuali rasa syukur kehadirat Allah SWT hingga
saat ini saya diberikan kesempatan untuk dapat menulis sebuah makalah ini,
hanya karena rahmat yang diberikan-Nya kami dapat merangkai makalah ini hingga
selesai. Apapun yang kami sajikan semoga selalu bermanfaat bagi para
pembacanya.
Pada makalah ini, kami menyampaikan mengenai buku ajar
bagi siswa kelas X mata pelajaran bahasa Indonesia.
Selesainya
penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, pada
kesempatan ini saya sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada yang terhormat :
Bapak , selaku dosen pengampu mata kuliah pendidikan
agama III
Kedua orang tua kami yang selalu menyertai langkah kami dengan doa
Dan kepada rekan rekan yang berkat
dukungan merekamakalah ini selesai seperti yang kami harapkan
Kami
sangat menyadari, makalah kami masih banyak kekurangan baik isi materi maupun
teknik penulisan, oleh sebab itu, kritik, saran dan pendapat dari pembaca
sangat kami harapkan sebagai bekal pembenahan makalah kami selanjutnya.
Malang, 10
Nopember 2014
Penulis
Daftar Isi
Halaman
Judul.............................................................................................
Kata Pengantar.............................................................................................
Daftar Isi
.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang ..................................................................................
1.2 Rumusan
Masalah ............................................................................
1.3 Tujuan
Masalah ................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pemahaman
Islam Tentang Menjaga Kesehatan .………......................
2.2 Wudhu,
Anatomi Tubuh dan Konsep Hygene ......................................
2.3 Shalat, Fisiologis Gerakan Tubuh dan Pengaturan Waktu….................
2.4 Fiqh
Thaharah ……………........………...............................................
2.5. Urgensi Kebersihan dan Perhatian
Islam ……………........................
2.6. Manfaat dari Setiap Gerakan Shalat
di Tinjau dari Aspek Kesehatan
……………………………………………………………………….
2.7. Hikmah Gerakan Shalat di Lihat dari
Aspek Kesehatan ....................
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
..............................................................................................
3.2 Saran ....................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Maka
apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri,
di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah
shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS. An-Nisa:103).
Waktu-waktu shalat mengajarkan
kita untuk selalu menghargai waktu dan hidup sesuai dengan siklus alam semesta.
Waktu-waktu shalat yang kita lakukan sangat sesuai dengan kaidah dan ketentuan
sistem terapi dalam ilmu kesehatan China.
B. Rumusan Masalah
Ø Bagaimanakah Pemahaman Islam Tentang Menjaga Kesehatan?
Ø Seperti Apakah Konsep Wudhu, Anatomi Tubuh dan Hygene?
Ø Bagaimanakah Pengaturan Waktu, Shalat, dan Fisiologis
Gerakan Tubuh dalam Shalat?
Ø Apakah Fiqh Thaharah Itu?
Ø Bagaimanakah Urgensi dan Perhatian Islam Terhadap
Kebersihan?
Ø Apakah Manfaat dari Setiap Gerakan Shalat Ditinjau
dari Segi Kesehatan?
Ø Apakah Hikmah Gerakan Shalat di Lihat dari Aspek
Kesehatan?
C. Tujuan Makalah
Ø Mendiskripsikan Tentang Pemahaman Islam Tentang
Menjaga Kesehatan.
Ø Mendiskripsikan Tentang Wudlu, Anaomi Tubuh dan Konsep
Hygene.
Ø Mendiskripsikan Tentang Shalat, Fisiologis, Gerakan
Tubuh dan Pengaturan Waktu Fiqh Thaharah.
Ø Mendiskripsikan Tentang Fiqh Thaharah.
Ø Mendiskripsikan Tentang Urgensi dan Perhatian Islam
Terhadap Islam
Ø Mendiskripsikan Tentang Manfaat dari Setiap Gerakan
Shalat ditinjau dari Segi Kesehatan.
Ø Mendiskripsikan Tentang Hikmah Gerakan Shalat di Lihat
dari Aspek Kesehatan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Pemahaman Islam Tentang Menjaga Kesehatan
Dalam kedokteran
islam, kesehatan adalah keadaan seseorang secara alamiah atau normal yang dalam
keadaan itu Tuhan menciptakan manusia (Fitrah). Penekanan besar yang diberikan
pada pencegahan penyakit adalah konsekuensi langsung dari ajaran syariat islam.
”Ightanim khomsan qabla
khomsin;….sihataka qabla saqamika…” Kita harus menjaga dan
menghargai ksehatan diri, yang merupakan Pemberian Tuhan sebelum ditimpa
pnyakit. Tanggapan demikian melibatkan semua aspek eksistensi, spiritual,
psikologis dan fisik seseorang.
Penyakit dipandang sebagai
fenomena multidimensi yang tidak boleh direduksi menjadi aspek
kedokteran/pengobatan semata. Ada Hadits yang menyatakan bahwa: sehat menjadi
penghubung antara kamu dengan Tuhanmu. Dan banyak lagi yang menekankan nilai
positif sakit, dan mengemukakan signifikansi spiritual dan sosialnya.
Thaharah sangat
bertepatan dengan prinsip-prinsip hygiene, shalat menggambarkan gerakan
kehidupan fisiologis, sementara dzikir merupakan wujud eksistensi ruhiyah
manusia berhubungan dengan tuhanya. Pelaksanaan syariat-syariat tersebut erat
kaitanya dengan terpeliharanya kesehatan manusia secara pribadi maupun social.
Telah diketahui bahwa 80-90% penyakit yang menimpa adalah akibat kebiasaan
hidup yang salah, ketidak seimbangan gerak-istirahat, salah makan-minum,
perubahan lingkungan karena ulah manusia., dan hilangnya ketnangan batin dan
kekacauan emosional.
2.2. Wudlu, Anatomi Tubuh Dan Konsep Hygiene
Prinsip thaharah
adalah mengangkat najis dan hadats bsar maupun kecil, sebagai syarat
sahnya peribadatan yang berkaitan denganya. Dalam kesempatan ini akan dibahas
pandangan kedokteran terhadap ritual wudlu. Wudlu adalah perbuatan thaharah dengan cara mencuci
bagian-bagian tubuh tertentu (anggota wudlu) sesuai syariat islam (syariat dan
rukun).
Kita dapat
memahami bahwa anggota wudlu yang dibasuh adalah bagian-bagian tubuh yang
biasanya terpapar pada dunia luar. Bagian-bagian tersebut umumnya tidak
tertutup pakaian, bahkan memang menjadi alat kontak tubuh kita dengan
lingkungan, sehingga paling banyak mengalami kontaminasi (kotoran) dan oleh
karena inilah yang secara logis paling perlu dibasuh. Inilah aspek hygiene
memandang terhadap ritual wudlu.
Secara anatomis
anggta wudlu terletak pada ujung-ujung tubuh (kepala,tangan,kaki).
Bagian-bagian tersebut paling banyak mengandung susunan tulang dan sendi, dan
banyak pula melakukan gerakan-gerakan. Dalam kaitanya dengan ritual wudlu,
dimana pembasuhan anggota wudlu kebanyakan 3 kali, ada yang 1 kali, maka timbul
suatu pertanyaan: “ adakah rahasia matematis hubungan ritual wudlu dengan
susunan tulang dan sendi?”. Jumlah tulang manusia dewasa ada 206 ruas. Akan
tetapi secara embriologis pusat penulangan semasa kehidupan janin dalam
kandungan itu ada 350-an pusat penulangan, yang kemudian banyak pusat-pusat
penulangan yang menyatu, membentuk satu tulang dewasa. Bilangan pusat
penulangan ini dekat dengan bilangan hari dalam 1 tahun.
Sampai saat ini masih dalam kajian, akan adanya rahasia
matematis tersebut. Ada 2 premis (dari Hadits) :
1. Apabila kamu ditimpa demam 1
hari, kemudian kamu bersabar, kamu akan mendapat pahala seperti ibadah 1 tahun
2. Tiap-tiap ruas tulang anak
adam itu sedekahnya setiap hari.
Dari 2 premis
tersebut dapat dihubungkan , bahwa tubuh ini mengandung tulang sejumlah
bilangan hari dalam setahuan. Tulang-tulang penyusun anggota wudlu jumlahnya
tertentu, dikalikan masing-masing dengan jumlah kali pembasuhan pada ritual
wudlu, akan ketemu jumlah sama dengan bilangan kseluruhan jumlah tulang
manusia. Dengan demikian, membasuh anggota wudlu pada ritualwudlu ini
seakan-akan sudah membasuh seluruh tubuh.
Apabila kajian
ini tuntas/benar maka ini akan menjadi bukti ilmiah kemu’jizatan syariat islam.
Kita ketahui bahwa mahluk Tuhan yang memiliki susunan tulang itu banyak jenis
atau spesiesnya, tetapi dalam jumlah hal tulang tidak ada yang sama dengan
manusia. Demikian juga ritual wudlu (bersuci) dimiliki olh semua/kepercayaan,
akan tetapi islam secara mendetail menjelaskan keunikan sekaligus kemu’jizatan
yang tidak ada pada syariat lain.
2.3. Shalat, Fisiologis Gerakan Tubuh dan
Pengaturan Waktu
Ilmu
Kedokteran Timur (China) mempunyai teori meridian tubuh yang merupakan
jala-jala penghubung titik-titik pusat energi vital tubuh (baca : titik
akupunktur) di permukaan tubuh kita. Tiap meridian memiliki titik-titik penting
yang terkumpul pada ujung-ujung tubuh yang berkesesuainan dengan anggota wudlu
kita. Seperti halnya anatomis, menurut teori inipun, membasuh (mengusap,
menekan, menstimulasi) titik-titik penting dianggota sudah sama dengan
menstimulasi seluruh meredian yang ada.
Para ahli
Akupunktur menciptakan gerakan (senam) yang disebut ” Wutang Tai Chi Sword”
yakni seni bermain pedang dengan gerakan-gerakan yang diyakini dapat
menstimuasi titik-titik vital tubuh kita. Dengan gerakan itu orang akan terjaga
kesehatanya dan kebugaranya. Gerakan-gerakan dalam ritual shalat jelas mengenai
anggota tubuh yang merupakan titik-titik vital sebagaimana senam pedang
tersebut. Shalat yang 5 waktu, dengan wudlunya, tentu akan menjaga kesehatan
dan kebugaran seorang muslim sepanjangwaktu.
Masih tentang
ilmu akupunktur, dimana dikenal ” ear acupuncture”, telinga diumpamakan sebagai
gambaran posisi manusia masih janin dalam kandungan. Bagian-bagian telinga
dapat mewakili bagian-bagan tubuh yang berkesuaian. Lobus telinga (tempat
anting/subang) sebagai kepala, tepi belakang telinga sebagai punggung, jadi
posisinya menungging. Melakukan stimulasi bagian telinga, sama dengan
menstimulasi bagian yang bersesuaian. Hal inipun dilakukan pada saat sujud
dalam ritual shalat. Sujud, dengan tatacara yang mendetail menurut islam adalah
gerakan paling unik dari shalat, yang tidak didapati pada ritual penyembahan
pada agama lain.
Dalam hal shalat
sebagai pengatur waktu, maka tidak diragukan lagi bahwa tubuh kita itu memiliki
jam biologis (biological clock) dan menjalani irama harian tertentu (rhythm
circadian). Sholat mengatur waktu dengan seksama sehingga manusia yang menjaga
shalatnya akan terjaga irama biologisnya. Dalam hal ini akupunktur dikenal
siklus Horarius, dimana organ-organ tubuh ini memiliki fungsi optimal ”
menjaga” kesetimbangan aliran energi vital menurut waktu-waktu tertentu dalam
24 jam.
2.4. Fiqh Thaharah
Thaharah atau
bersuci menduduki masalah penting dalam Islam. Boleh dikatakan bahwa tanpa
adanya thaharah, ibadah kita kepada Allah SWT tidak akan diterima. Sebab
beberapa ibadah utama mensyaratkan thaharah secara mutlak. Tanpa thaharah,
ibadah tidak sah. Bila ibadah tidak sah, maka tidak akan diterima Allah. Kalau
tidak diterima Allah, maka konsekuensinya adalah kesia-siaan.
Kita bisa
membagi thaharah secara umum menjadi dua macam pembagian yang besar.
1. Thaharah Hakiki
Thaharah
secara hakiki maksudnya adalah hal-hal yang terkait dengan kebersihan
badan, pakain dan tempat shalat dari najis. Boleh dikatakan bahwa thaharah
secara hakiki adalah terbebasnya seseorang dari najis. Seorang yang shalat
dengan memakai pakaian yang ada noda darah atau air kencing, tidak sah
shalatnya. Karena dia tidak terbebas dari ketidaksucian secara hakiki.
Thaharah
secara hakiki bisa didapat dengan menghilangkan najis yang menempel, baik pada
badan, pakaian atau tempat untuk melakukan ibadah ritual. Caranya
bermacam-macam tergantung level kenajisannya. Bila najis itu ringan, cukup
dengan memercikkan air saja, maka najis itu dianggap telah lenyap. Bila najis
itu berat, harus dicuci dengan air 7 kali dan salah satunya dengan tanah. Bila
najis itu pertengahan, disucikan dengan cara mencucinya dengan air biasa,
hingga hilang warna najisnya. Dan juga hilang bau najisnya. Dan juga hilang
rasa najisnya.
2. Thaharah Hukmi
Sedangkan
thaharah secara hukmi maksudnya adalah sucinya kita dari
hadats, baik hadats kecil maupun hadats besar (kondisi janabah).
Thaharah secara hukmi tidak terlihat kotornya secara pisik. Bahkan boleh jadi
secara pisik tidak ada kotoran pada diri kita. Namun tidak adanya kotoran yang menempel pada diri kita,
belum tentu dipandang bersih secara hukum. Bersih secara hukum adalah kesucian
secara ritual.
Seorang yang tertidur batal wudhu'-nya, boleh jadi secara
pisik tidak ada kotoran yang menimpanya. Namun dia wajib berthaharah ulang
dengan cara berwudhu' bila ingin melakukan ibadah ritual tertentu seperti
shalat, thawaf dan lainnya. Demikian pula dengan orang yang keluar mani. Meski
dia telah mencuci maninya dengan bersih, lalu mengganti bajunya dengan yang
baru, dia tetap belum dikatakan suci dari hadats besar hingga selesai dari
mandi janabah.Jadi secara thaharah secara hukmi adalah kesucian secara ritual,
dimana secara pisik memang tidak ada kotoran yang menempel, namun seolah-olah
dirinya tidak suci untuk melakukan ritual ibadah. Thaharah secara hukmi
dilakukan dengan berwudhu' atau mandi janabah.
2.5.
Urgensi Kebersihan dan Perhatian Islam
Perhatian Islam atas dua jenis kesucian itu hakiki
dan maknawi merupakan bukti otentik tentang konsistensi
Islam atas kesucian dan kebersihan. Dan bahwa Islam adalah peri hidup yang
paling unggul dalam urusan keindahan dan kebersihan. Termasuk juga
bentuk perhatian serius atas masalah kesehatan baik yang bersifat umum atau
khusus. Serta pembentukan pisik dengan bentuk yang terbaik dan penampilan yang terindah.
Perhatian ini juga merupakan isyarat kepada masyarakat untuk mencegah
tersebarnya penyakit, kemalasan dan keengganan.
Sebab wudhu' dan mandi itu secara pisik terbukti bisa
menyegarkan tubuh, mengembalikan fitalitas dan membersihkan diri dari segala
macam kuman penyakit yang setiap sat bisa menyerang kondisi tubuh. Secara ilmu
kedokteran modern terbukti bahwa upaya yang paling efektif untuk mencegah
terjadinya wabah penyakit adalah dengan menjaga kebersihan. Dan seperti yang
sudah sering disebutkan bahwa mencegah itu jauh lebih baik dari mengobati
Allah SWT telah memuji orang-orang yang selalu menjaga kesucian di dalam
Al-quran Al-Kariem.
Sesungguhnya
Allah mencintai orang-orang yang taubat dan orang-orang yang membersihan diri. (QS.
Al-Baqarah : 222).
Di
dalamnya ada orang-orang yang suka membersihkan diri Dan Allah menyukai orang
yang membersihkan diri. (QS. An-Taubah : 108)
Sosok pribadi muslim sejati adalah orang yang bisa
menjadi teladan dan idola dalam arti yang positif di tengah manusia dalam hal
kesucian dan kebersihan. Baik kesucian zahir maupun maupun batin. Sebagaimana
sabda Rasulullah SAW kepada jamaah dari shahabatnya :
Kalian
akan mendatangi saudaramu, maka perbaguslah kedatanganmu dan perbaguslah
penampilanmu. Sehingga sosokmu bisa seperti tahi lalat di tengah manusia
(menjadi pemanis). Sesungguhnya Allah tidak menyukai hal yang kotor dan keji. (HR. Ahmad)
Rasulullah SAW telah menyatakan bahwa urusan kesucian itu
sangat terkait dengan nilai dan derajat keimanan seseorang. Bila urusan kesucian
ini bagus, maka imannya pun bagus. Dan sebaliknya, bila masalah kesucian ini
tidak diperhatikan, maka kulitas imannya sangat dipertaruhkan.
الطهور شطر الإيمان
Kesucian
itu bagian dari Iman (HR. Muslim)
Selain menjadi bagian utuh dari keimanan seseorang, masalah
kesucian ini pun terkait erat dengan syah tidaknya ibadah seseorang. Tanpa
adanya kesucian, maka seberapa bagus dan banyaknya ibadah seseorang akan
menjadi ritual tanpa makna. Sebab tidak didasari dengan kesucian baik hakiki
maupun maknawi.
Rasulullah SAW bersabda :
Dari
Ali bin Thalib ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,`Kunci shalat itu adalah
kesucian, yang mengharamkannya adalah takbir dan menghalalkannya adalah salam`.(HR. Abu Daud, Tirmizi, Ibnu Majah dan hadits ini
statusnya adalah hasan shahih).
2.6. Manfaat dari Setiap Gerakan Shalat Ditinjau dari Segi Kesehatan
Pada postingan
sebelumnya, telah dijelaskan bahwa ciri-ciri shalat yang fungsional yang
diterima shalatnya diantaranya adalah terhindarnya pelaku dari melakukan
sesuatu yang keji dan
munkar dan terlebih ketika kita mampu
menghadirkan suasana shalat ke dalam kehidupan
sosial kita sehari-hari.
Dan selanjutnya disini akan
dijelaskan mengenai Manfaat dari Setiap Gerakan Shalat Dilihat dari Sisi
Kesehatan. Sholat sebagai tiang agama adalah ibadah yang paling proporsional bagi
anatomi tubuh manusia. Gerakan-gerakannya sudah sangat melekat dengan gestur (
gerakan khas tubuh ) seorang muslim. Namun, pernahkah terpikirkan manfaat
masing-masing gerakan? Sudut pandang ilmiah menjadikan sholat gudang obat bagi berbagai jenis penyakit.
Ø Takbiratul ihram
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar
telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah. Manfaat: Gerakan ini melancarkan
aliran darah, getah bening ( limfe ) dan kekuatan otot lengan. Posisi
jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua
tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar.
Ø Ruku’
Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang
belakang yang
lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan
tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang. Manfaat: Postur ini menjaga
kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang ( corpus
vertebrae ) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar
dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan
yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi. Bagi otot-otot bahu hingga ke
bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.
Ø
I’tidal
Postur:
Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan
setinggi telinga. Manfaat: Itidal adalah variasi postur setelah rukuk dan
sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan
yang baik. Organ organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan
pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.
Ø
Sujud
Postur: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut,
ujung kaki, dan dahi pada lantai. Manfaat: Aliran getah
bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak
menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini
berpengaruh pada
daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tumaâninah, jangan
tergesa gesa agar
darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan
wasir. Khusus bagi wanita,
baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan
kesehatan organ kewanitaan.
Ø
Duduk diantara dua sujud
Postur:
Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy ( tahiyyat awal ) dan tawarruk ( tahiyyat
akhir ). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. Manfaat: Saat iftirosy,
kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius.
Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan
penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran
kandung kemih ( urethra ), kelenjar kelamin pria ( prostata ) dan saluran vas
deferens. Jika
dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak
kaki pada iffirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan
kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga.
Kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.
Ø
Salam
Gerakan:
Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal. Manfaat: Relaksasi otot
sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini
mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah. Beribadah secara,
kontinyu bukan saja menyuburkan iman, tetapi mempercantik diri wanita luar & dalam.
Kenapa sholat harus 5 kali dalam sehari? Menurut pendapat
ilmuwan Cina : (1) Ada energi api akan keluar pada waktu jam 12.00 siang sampai
sore, untuk mengobati jantung dan ginjal itu. (2) Dalam gerakan sholat ashar adalah
siklus dari panas ke dingin mereka menyebutnya terapi kandung kemih. Secara
alamiah gerakan ashar itu ternyata memisahkan zat-zat kimia dalam tubuh kita.
(3) Ada energi air yang keluar pada waktu jam 6 sore setelah terbenamnya matahari
yang mereka menyebutnya bahwa maghrib itu menterapi ginjal. (4) Gerakan isya
yaitu setelah mega merah hilang, ini mereka menyebutnya sebagai terapi yang
mengurangi kelebihan energi. Ada energi kayu yang keluar pada waktu jam 11
malam, dia yang menghancurkan racun-racun yang ada dibadan kita, dan menurut
ilmuwan Cina racun itu bakar kayu untuk membuang racun di otak.
(5) Kemudian jam 02 pagi otak dibersihkan oleh energi kayu, dan selanjutnya Allah
menyediakan dan mengisinya untuk sholat tahajud pada waktu sepertiga malam.
Ilmuwan di Jerman melakukan penelitian Prof. Dr. Sholeh seorang guru besar
Universitas Airlangga, telah membuktikan bahwa tahadjud yang teratur dan
disiplin akan mencegah kanker, stres dan infeksi oleh sebab itu jika orang melakukan dengan teratur
memiliki emosi yang positif. Energi udara keluar pada jam 02. (6) Jam 03 pagi
energi logam yang menterapi kita. (7) Jam 06 pagi melakukan sholat dhuha untuk
menterapi pencernaan.
2.7. Hikmah Gerakan Shalat di Lihat dari Aspek Keshatan
Uraian mengenai
fakta dan manfaat dibalik gerakan-gerakan shalat ditinjau dari segi ilmu
kesehatan. Gerakan shalat adalah fitrah yang Allah ciptakan untuk kemaslahatan
manusia. Manfaatnya begitu besar bagi lahir dan bathin. Apa yang Allah
perintahkan kepada manusia dalam kehidupan ini memang tiada sia-sia. Semua
mengandung hikmah yang akan membawa kemaslahatan bagi kelangsungan hidup umat
manusia yang mengimani-Nya. Sekecil apapun tentunya Allah S.W.T. menyimpan
rahasia yang melahirkan hikmah. Sehingga diharapkan manusia akan bersyukur dan
bertambah keimanannya kepada Allah yang telah menciptakan dirinya. Berikut
adalah hikmah dari gerakan shalat di lihat dari aspek kesehatan: (1) Takbiratul
Ihram. Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe), dan
melatih otot lengan. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu mengalami
peregangan sehingga aliran darah kaya oksigen akan menjadi lancar. (2) Berdiri
bersedekap. Manfaat: Gerakan ini menghindarkan gangguan persendian pada
tulang-tulang anggota gerak atas. (3) Rukuk. Manfaat: Apabila dilakukan dengan
sempurna, yaitu tubuh ditekuk membentuk sudut 90 derajat, postur ini akan
menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae)
sebagai penyangga tubuh dan pusat saraf. Tangan yang bertumpu di lutut
berfungsi untuk relaksasi otot-otot bahu hingga ke lengan bawah. Selain itu,
rukuk juga dapat melatih sistem kemih sehingga dapat mencegah gangguan prostat.
(4) I'tidal. Manfaat: Variasi gerakan berdiri dan bungkuk pada rangkaian
gerakan rukuk-i'tidal-sujud merupakan latihan bagi organ pencernaan yang baik.
Organ pencernaan dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara
bergantian. Hal ini dapat melancarkan dan memelihara fungsi sistem pencernaan.
(5) Sujud. Manfaat: Posisi jantung yang lebih tinggi dari otak menyebabkan
darah kaya oksigen mengalir lancar menuju otak. Sebuah riset yang dilakukan di
AS menyimpulkan bahwa sujud dapat menyebabkan pasokan darah kaya oksigen
mengalir lancar menuju otak, hal ini dapat memelihara dan memacu kerja sel-sel
otak yang akan meningkatkan kecerdasan. Karena itu, bersujudlah dengan
tuma'ninah (tidak tergesa-gesa) agar pasokan darah kaya oksigen mencukupi
kebutuhan sel-sel otak. Menurut kabar, seorang dokter berkebangsaan AS dari
Harvard University yang telah membuktikan kebenaran hasil riset tersebut
melalui penelitian yang dikembangkannya sendiri secara diam-diam mengenai
gerakan sujud menyatakan dirinya menjadi muallaf. Bersujud juga dapat mencegah
wasir. Khusus bagi wanita, rukuk dan sujud dapat memelihara organ kewanitaan
sehingga dapat menjaga keharmonisan rumah tangga. Bersujud juga dapat melatih
otot dada. Hal ini disebabkan karena saat sujud, beban tubuh bagian atas
bertumpu pada lengan sampai tangan. Hal ini merangsang otot dada untuk ikut
berkontraksi. Bagi pria, hal ini berguna untuk membentuk tubuh lebih indah.
Bagi wanita, hal ini dapat membantu mengencangkan dan memperindah payudara dan
meningkatkan kualitas ASI. Sujud juga dapat melatih otot perut dan rahim untuk
berkontraksi sekuat mungkin saat persalinan sehingga mempermudah proses
persalinan, hal ini karena saat sujud, otot perut dan rahim berkontraksi penuh.
(6) Duduk Iftirasy (Duduk di Antara 2 Sujud/Duduk Tahiyat Awal). Manfaat: Saat
duduk iftirasy, kita bertumpu pada pangkal paha yang dilewati saraf skiatik
(nervus ischiadicus), hal ini dapat memelihara fungsi saraf skiatik. Hal ini
dapat mencegah penyakit skiatika (ischialgia), yaitu gangguan di sepanjang
daerah yang dipersarafi saraf skiatik yang menyebabkan nyeri dari punggung
bagian bawah sampai kaki yang luar biasa sehingga menyebabkan penderitanya
tidak mampu berjalan. (7). Duduk Tawarruk (Duduk Tahiyat Akhir). Manfaat: Duduk
tawarruk yang sempurna sangat baik bagi pria karena dapat membantu mencegah
impotensi dan mencegah gangguan pada ureter, kandung kemih (vesica urinaria),
vas deferens, dan uretra. Variasi posisi telapak kaki pada duduk iftirasy dan
tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai berkontraksi dan berelaksasi secara
bergantian gerakan. Gerakan yang harmonis dan teratur inilah yang menjaga
kelenturan dan kekuatan organ kaki kita. (8) Salam. Manfaat: Gerakan menoleh
kiri dan kanan secara maksimal dapat merelaksasikan otot leher dan sekitar
kepala, hal ini dapat melancarkan peredaran darah di kepala. Gerakan ini
mencegah mudah sakit kepala dan migrain. Selain itu, hal ini dapat menjaga
kekencangan kulit wajah sehingga dapat menunda timbulnya keriput dan membuat
kesan awet muda.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesadaran
beragama seseorang dalam berislam pada dasarnya adalah kesadaran akan keesaan
Tuhan. Firman Allah SWT. “Fa’lam
annahu laa ilaahaillallah” (QS.Muhammad: 9) sebagai sebuah tradisi
religius yang utuh, islam tidak hanya membahas apa yang wajib dan yang dilarang
untuk dilakukan, tetapi juga membahas apa yang perlu diketahuinya. Dengan kata
lain, islam adalah sebuah cara berbuat dan melakukan sesuatu sekaligus sebuah
cara untuk mengetahui.Aspek mengetahui adalah aspek yang lebih penting, karena
secara esensial islam adalah agama pengetahuan.
Thaharah,
Shalat dan dzikir merupakan ibadah yang esensial bagi muslim tanpa kecuali.
Ibadah ini tidak pernah gugur kewajibanya oleh sebab apapun, sementara ibadah
lainya (puasa, zakat dan haji) dapat gugur kewajibanya karena syarat istiho’ah
(kemampuan). Oleh karenanya, wajib bagi setiap kita untuk mengetahui syariatnya
secara global maupun detailnya. Selanjutnya wajib bagi kita untuk melaksanakan
sesuai dengan ilmu yang kita ketahui tentang terhadap kesempurnaan islam seerti
firman Allah SWT “ al-yauma
akmaltu lakum dienukum wa atmamtu ‘alaikum ni’matii wa rodliitu lakum al-islama
dienna”.(QS.AlMaidah:3)
B. Saran
Tak
ada gading yang tak retak, seperti inilah cerminan makalah kami. Karena usaha
kami dalam menyusun makalah ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan, maka
dari itu, kami memohon saran dan kritik membangun agar pada penyusunan makalah
yang selanjutnya kami dapat membenahi kesalahan pada makalah kami yang
selanjutnya
DAFTAR
PUSTAKA
http://lppdmutiaraummah.blogspot.com/2012/02/fakta-dan-hikmah-dibalik-gerakan-shalat.html.
Diposkan Oleh: Ir. Abdul Rohman. Diunduh pada Senin,
10 November 2014. Pada Pukul 14.00
http://shofighter.blogspot.com/2013/08/manfaat-dari-setiap-gerakan-shalat.html. Diposkan
Oleh: Shofa Abdillah. Diunduh pada Senin, 10 November 2014. Pada Pukul
14.05.
http://trieembun.blogspot.com/2007/07/fiqih-thaharah.html. Diposkan Oleh: Embun Pagi. Diunduh pada Senin, 10
November 2014. Pada Pukul 14.15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar