Kamis, 19 Maret 2015

Makalah Buku Ajar Siswa Kelas Sepuluh SMA semester 1.



MAKALAH
BUKU AJAR SISWA KELAS SEPULUH
SEKOLAH MENENGAH ATAS SEMESTER I
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Telaah Kurikulum
Dosen Pengampu : Dr. Sri Wahyuni, M.Pd

unisma_hijau2.jpg
Oleh :
M. Fadlulloh ArRozaq            (2130710005)
      Zukhrufa Nur Ahyaini             (2130710021)
      Fatmawati Laudu                     (2130710022)
                              

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
NtOPEMBER 2014

Kata Pengantar
Tiada kata yang dapat saya sampaikan kecuali rasa syukur kehadirat Allah SWT hingga saat ini saya diberikan kesempatan untuk dapat menulis sebuah makalah ini, hanya karena rahmat yang diberikan-Nya kami dapat merangkai makalah ini hingga selesai. Apapun yang kami sajikan semoga selalu bermanfaat bagi para pembacanya.
Pada makalah ini, kami menyampaikan mengenai buku ajar bagi siswa kelas X mata pelajaran bahasa Indonesia.
Selesainya penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini saya sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
      Ibu Dr. Sri Wahyuni, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah telaah kurikulum
      Kedua orang tua kami yang selalu menyertai langkah kami dengan doa
Dan kepada rekan rekan yang berkat dukungan merekamakalah ini selesai seperti yang kami harapkan
Kami sangat menyadari, makalah kami masih banyak kekurangan baik isi materi maupun teknik penulisan, oleh sebab itu, kritik, saran dan pendapat dari pembaca sangat kami harapkan sebagai bekal pembenahan makalah kami selanjutnya.


Malang, 10 Nopember 2014



Penulis
Daftar Isi

Halaman Judul.............................................................................................     
Kata Pengantar.............................................................................................     
Daftar Isi .....................................................................................................     

BAB I PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang ..................................................................................
1.2     Rumusan Masalah ............................................................................
1.3     Tujuan Masalah ................................................................................
1.4.    Silabus Matapelajaran Bahasa Indonesia Kelas X Semester I …….

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teks Laporan ……………..……………………………......................
2.2 Konjungsi …………………………………........................................
2.3 Memahami Kalimat Definisi dalam Teks Laporan ..............................
2.4 Meringkas Isi Teks Laporan ......………...............................................  
2.5. Menerapkan Kalimat Perintah dalam Teks Prosedural .......................
2.6. Memahami Prosedur Membaca Puisi .................................................
2.7. Teknik Membaca Puisi di Atas Pentas ...............................................
BAB III PENUTUP
3.1  Simpulan ..............................................................................................
3.2  Saran ....................................................................................................
Daftar Pustaka


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kurikulum 2013 menyadari peran penting bahasa sebagai wahana untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran secara estetis dan logis. Pada satu saat, bahasa tidak dituntut dapat mengekspresikan sesuatu dengan efisien karena ingin menyampaikannya dengan indah sehingga mampu menggugah perasaan penerimanya. Pada saat yang lain, bahasa dituntut efisen dalam menyampaikan gagasan secara objektif dan logis supaya dapat dicerna dengan mudah oleh penerimanya. Dua pendekatan mengekspresikan dua dimensi diri, perasaan dan pemikiran, melalui bahasa perlu diberikan berimbang.
Sejalan dengan peran di atas, pembelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang Pendidikan Menengah Kelas X yang disajikan dalam buku ini disusun dengan berbasis teks, baik lisan maupun tulis, dengan menempatkan Bahasa Indonesia sebagai wahana untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran. Didalamnya dijelaskan berbagai cara penyajian perasaan dan pemikiran dalam berbagai macam jenis teks. Pemahaman terhadap jenis, kaidah dan konteks suatu teks ditekankan sehingga memudahkan peserta didik menangkap makna yang terkandung dalam suatu teks maupun menyajikan perasaan dan pemikiran dalam bentuk teks yang sesuai sehingga tujuan penyampaiannya tercapai, apakah untuk menggugah perasaan ataukah untuk memberikan pemahaman.

B.      Rumusan Masalah
Ø  Apakah Pengertian Teks Laporan?
Ø  Apakah Pengertian Konjungsi?
Ø  Bagaimankah Memahami Kalimat Definisi dalam Teks Laporan?
Ø  Bagaimanakah Caranya untuk Meringkas Isi Teks Laporan?
Ø  Bagaimanakah Menerapkan Kalimat Perintah dalam Teks Prosedural?
Ø  Bagaimanakah Memahami Prosedur Membaca Puisi?
Ø  Bagaimanakah Teknik Membaca Puisi di Atas Pentas?

C.     Tujuan Makalah
Ø  Mendiskripsikan Tentang Pengertian Teks Laporan
Ø  Mendiskripsikan Tentang Pengertian Konjungsi
Ø  Mendiskripsikan Tentang Memahami Kalimat Definisi dalam Teks Laporan
Ø  Mendiskripsikan Tentang Meringkas Isi Teks Laporan
Ø  Mendiskripsikan Tentang Kalimat Perintah dalam Teks Prosedural
Ø  Mendiskripsikan Tentang Memahami Prosedur Membaca Puisi?
Ø  Mendiskripsikan Tentang Teknik Membaca Puisi di Atas Pentas.





SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SMA DAN MA
(WAJIB)

Satuan Pendidikan         : SMA
Kelas                            : X
Kompetensi Inti             :

KI 1 :
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 :
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 :
Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya  tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,  kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 :
Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Membuat teks laporan tentang sebuah kejadian, dan bagaimanakah siswa mampu menyusun teks laporan dengan kaidah yang berlaku ketika membuat teks laporan dengan kejadian lain.





Mampu menganalisa bagaimanakah cara membubuhkan kalimat kompleks dan simpleks, dan pengertian dari konjungsi sendirir.





Menemukan dan memahami kalimat definisi dalam teks laporan





Siswa mampu meringkas teks laporan





Menentukan kalimat perintah dalam paragraf prosedural





Mengidentifikasi mengenai prosedural tentang tata cara membaca puisi di depan kelas





Mempraktekan bagaimanakah cara membaca puisi diatas pentas










BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Teks Laporan
Teks laporan juga disebut teks klasifikasi karena teks tersebut memuat klasifikasi mengenai jenis-jenis sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. Setelah menyelesaikan pelajaran ini, kalian diharapkan dapat membangun teks laporan yang benar.
Teks laporan sering dianggap sama dengan teks deskripsi. Sebenarnya, teks laporan dan teks deskripsi berbeda. Perbedaan yang paling menonjol di antara keduanya terletak pada sifatnya, yaitu bahwa teks laporan bersifat global dan universal, sedangkan teks deskripsi bersifat unik dan individual. Untuk melaporkan kehidupan harimau, misalnya, kalian dapat mulai dengan membuat klasifikasi jenis-jenis harimau, kemudian memaparkan bentuk fisik, ciri-ciri, habitat, dan kebiasaan hidup harimau itu.
Teks deskripsi menitikberatkan pada uraian bentuk, ciri-ciri, dan keadaan sesuatu yang dideskripsikan untuk tempat dan waktu tertentu. Sementara itu, teks laporan lebih menekankan pada pengelompokan berbagai hal ke dalam jenis-jenis sesuai dengan ciri-ciri setiap jenis pada umumnya. Selain itu, teks deskripsi berkaitan hanya dengan hubungan antara keseluruhan dan bagian-bagiannya, sedangkan teks laporan berkaitan dengan hubungan berjenjang antara sebuah kelas dan sub-subkelas yang ada di dalamnya.

2.2. Konjungsi
Keberadaan konjungsi pada sebuah kalimat dapat menyebabkan kalimat tersebut menjadi kompleks. Berdasarkan kompleksitasnya, kalimat dibedakan menjadi kalimat simpleks dan kalimat kompleks. Kalimat simpleks ialah kalimat yang hanya terdiri atas satu struktur dengan satu verbautama, seperti terlihat pada contoh (a) dan (b), sedangkan kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri atas dua struktur atau lebih dengan dua verba atau lebih, seperti terlihat pada contoh (c) dan (d).
(a) Tumbuh-tumbuhan tergolong ke dalam makhluk hidup.
(b) Tumbuh-tumbuhan [[yang ditanam di kebun itu]] tergolong ke dalam makhluk hidup.
(c) Yang pertama sering disebut makhluk hidup dan yang kedua disebut makhluk mati.
(d) Tanaman kacang itu akan tumbuh subur apabila petaninya rajin menyiramnya.
Seperti yang terlihat pada contoh (a) dan (b), verba utama itu adalah tergolong. Verba ditanam, yang terletak pada bagian yang diletakkan di dalam tanda [[ ... ]], bukan verba utama. Pada dasarnya, bagian yang diletakkan di dalam tanda [[ ... ]] dapat dibuang dan hanya merupakan penjelas nomina yang ada di depannya.
Amatilah dengan cermat. Ternyata kalimat kompleks merupakan rangkaian dua kalimat atau lebih dengan konjungsi sebagai alat perangkainya. Pada contoh (c), konjungsi yang digunakan adalah dan, sedangkan pada contoh (d), konjungsi yang digunakan adalah apabila.

2.3. Memahamai Kalimat Definisi dalam Teks Laporan
Untuk menguji bahwa definisi di bawah ini benar, kalian dapat membalik kalimat itu. Ubah susunan kalimat dalam tabel itu menjadi Y = X. Kadang-kadang dalam membalik kalimat itu, kalian harus membuat modifikasi seperlunya, misalnya dengan mengubah verbanya. Oleh karena itu, penjelasan dalam kurung pada hasil pembalikan berikut ini diperlukan.
(a) Mamalia meliputi harimau. (Mamalia yang dimaksud itu adalah harimau.)
(b) Hewan pemangsa dan pemakan daging meliputi harimau. (Hewan pemangsa dan pemakan daging yang dibicarakan itu adalah harimau.)
Apabila definisi itu tidak dapat dibalik, hal itu menunjukkan bahwa definisi itu tidak bagus atau unsur X dan Y tidak mempunyai bobot yang sama.20 Kelas X
Pada teks laporan, definisi sering berkaitan dengan istilah teknis, yaitu istilah yang hanya digunakan secara khusus pada bidang tertentu. Sebagai contoh, mamalia adalah istilah teknis pada bidang biologi, inflasi adalah istilah teknis pada bidang ekonomi. Dengan demikian, pada bidang biologi mamalia dapat didefinisikan sebagai ‘binatang yang menyusui’. Pada bidang ekonomi, inflasi didefinisikan sebagai ‘keadaan bahwa terdapat lebih banyak barang daripada permintaan’.
Kalimat deskripsi adalah kalimat yang dapat berisi gambaran sifat-sifat benda yang dideskripsikan. Sifat-sifat itu, antara lain, berupa ukuran (besar-kecil, tinggi-rendah), warna (merah, kuning, biru), rasa (manis, pahit, getir, halus, kasar), atau sifat-sifat fisik yang lain.
Pada teks laporan tersebut juga terdapat kalimat-kalimat yang berisi deskripsi tentang binatang. Contoh.
(a) Harimau dapat mencapai tinggi 1,5 meter, panjang 3,3 meter, dan berat 300 kilogram.
(b) Bulunya berwarna putih dan cokelat keemas-emasan dengan belang atau loreng berwarna hitam.
(c) Kuda mempunyai ekor sepanjang satu meter.
Pola kalimat deskripsi hampir sama dengan pola kalimat definisi. Perbedaannya adalah kalimat deskripsi tidak dapat dibalik seperti kalimat definisi. Kalimat deskripsi berisi gambaran sifat-sifat yang dimiliki oleh benda yang dideskripsikan.

Perhatikan bahwa pada teks laporan banyak terdapat gabungan kata yang induknya kata nomina dengan nomina atau kelompok nomina yang berciri khusus sebagai induknya. Kelompok nomina yang dimaksud berisi penjelas tentang jenis atau klasifikasi.
(a) Harimau adalah hewan pemangsa dan pemakan daging.
(b) Harimau dapat hidup di hutan, padang rumput, dan daerah payau atau hutan bakau.
Dapatkah kalian menjelaskan bahwa pemangsa, daging, rumput, payau, dan bakau berfungsi sebagai penjenis? Ingat, penjenis adalah kata yang menentukan jenis atau klasifikasi benda yang diikuti. Perhatikan tabel berikut ini yang di dalamnya terdapat contoh-contoh kelompok nomina yang lain. Bandingkan kata-kata yang ada di kolom penjenis dengan kata-kata yang ada di dalam kolom pendeskripsi!
Benda
                  Penjenis
Pendeskripsi
           hewan
pemangsa
           hewan
                       gemuk/kurus
           pemakan
daging
           pemakan
rumput
           pemakan
                       rakus
           padang
rumput
           padang
                       Luas






Kata-kata di dalam kolom penjenis berfungsi berbeda dengan kata-kata di dalam kolom pendeskripsi meskipun keduanya merupakan kata-kata penjelas. Jadi, ada penjelas yang berperan mengklasifikasikan benda (penjenis) yang diikuti dan ada penjelas yang berperan mendeskripsikan benda yang dimaksud (pendeskripsi).
Perhatikan contoh-contoh pada tabel tersebut. Ternyata gabungan benda dan kata penjenis pada kelompok nomina, misalnya pemakan rumput tidak bisa disisipi oleh kata apa pun. Kedua kata itu harus saling berdekatan. Sebaliknya, gabungan kata benda dan kata pendeskripsi dapat disisipi, misalnya dengan kata penyangat, seperti sangat atau terlalu dan kata pewatas seperti yang.

2.4.     Meringkas Isi Teks Laporan
Teks laporan yang berjudul “Karbon” dapat disajikan secara ringkas. Caranya, kalian hanya menulis ulang kalimat-kalimat inti dari setiap tahap pada struktur teks itu. Misalnya, mula-mula kalian mengemukakan definisi karbon. Selanjutnya, sebutkan jenis-jenis karbon menurut subkelas yang ada.
Dalam membuat ringkasan, isi ringkasan harus sama dengan isi teks yang diringkas. Kalian juga dapat memanfaatkan struktur teks itu sebagai panduan. Bandingkan ringkasan kalian dengan yang dibuat oleh teman-teman kalian, apa memang isinya sama antara ringkasan.
Cara meringkas seperti itu dapat diterapkan dalam memahami teks-teks pada buku pelajaran untuk mata pelajaran selain bahasa Indonesia. Sering melalui kegiatan meringkas, proses belajar kalian akan terasa lebih mudah dan menyenangkan.

2.5.  Menerapkan Kalimat Perintah dalam Teks Prosedural
Teks prosedur itu banyak mengandung perintah. Kalimat yang mengandung perintah disebut kalimat imperatif. Menurut fungsinya, kalimat dapat diklasifikasikan menjadi kalimat imperatif, kalimat deklaratif, dan kalimat interogatif.
Kalimat imperatif berfungsi untuk meminta atau melarang seseorang untuk melakukan sesuatu. Berikut ini adalah contoh-contoh kalimat imperatif yang diambil dari teks prosedur itu.
(a) Kenali si petugas.
(b) Pahami kesalahan Anda.
(c) Pastikan tuduhan pelanggaran.
(d) Jangan serahkan kendaraan atau STNK begitu saja.
(e) Terima atau tolak tuduhan.43 Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik
Kalimat deklaratif adalah kalimat yang berisi pernyataan. Kalimat seperti itu berfungsi untuk memberikan informasi atau berita tentang sesuatu. Apabila contoh-contoh kalimat imperatif di atas diubah menjadi kalimat deklaratif, kalimat-kalimat itu dapat disajikan sebagai berikut.
(a) Pengendara yang terkena tilang mengenali petugas yang memberikan tilang.
(b) Pengendara memahami kesalahannya.
(c) Pengendara memastikan tuduhan pelanggaran.
(d) Pengendara tidak menyerahkan kendaraan atau STNK begitu saja kepada petugas.
(e) Pengendara menerima atau menolak tuduhan.
Adapun kalimat interogatif adalah kalimat yang berisi pertanyaan. Kalimat interogatif berfungsi untuk meminta informasi tentang sesuatu. Contoh-contoh kalimat interogatif berikut ini diubah dari kalimat-kalimat sebelumnya. Kalimat interogatif dapat dibagi menjadi kalimat interogatif yang menuntut jawaban ya atau tidak dan kalimat interogatif yang menuntut jawaban yang berupa informasi. Kalimat (a), (b), dan (c) merupakan contoh kalimat interogatif yang menuntut jawaban ya atau tidak.
(a) Apakah Anda mengenali petugas?
(b) Apakah Anda memahami kesalahan Anda?
(c) Dapatkah Anda memastikan tuduhan pelanggaran?
(d) Mengapa Anda menyerahkan kendaraan atau STNK begitu saja kepada petugas?
(e) Siapakah yang menerima atau menolak tuduhan?
Syarat-syarat dan pilihan-pilihan pada teks prosedur diungkapkan dengan konjungsi yang sama, yaitu jika, apabila, atau seandainya. Keadaan ini merupakan faktor lain yang menyebabkan kekompleksitasan prosedur itu. Sekarang, temukanlah kalimat-kalimat yang mengandung jika, apabila, atau seandainya pada teks prosedur di atas.
Jika, apabila, atau seandainya yang menunjukkan syarat-syarat.
memahami struktur teks prosedur kompleks, sekarang coba perhatikan ciri-ciri kebahasaan yang digunakan pada teks “Apa yang Harus Anda Lakukan Jika Terkena Tilang?” Ciri kebahasaan apa saja yang ada dalam teks prosedur kompleks?
Ciri-ciri yang paling menonjol adalah penggunaan (a) partisipan manusia secara umum; (b) verba material dan verba tingkah laku; dan (c) konjungsi temporal.
Verba tingkah laku adalah verba yang mengacu pada sikap yang dinyatakan dengan ungkapan verbal (bukan sikap mental yang tidak tampak), seperti menerima dan menolak pada kalimat Setiap pengemudi mempunyai dua alternatif terhadap tuduhan pelanggaran yang diajukan polantas, yaitu menerima atau menolak tuduhan tersebut.
Konjungsi temporal adalah konjungsi yang mengacu pada urutan waktu dan sekaligus menjadi sarana kohesi teks, seperti pertama, kedua, ketiga, dan setelah, seperti pada kalimat.

2.6. Memahami Prosedur Membaca Puisi
          Sebelum menerapkan teknik yang baik, perlu mengetahui terlebih dahulu beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan pada saat kalian membaca puisi dengan keras. Prinsip-prinsip itu adalah volume suara, artikulasi suara, intonasi, gerak tubuh, mimik, dan pandangan mata.
(a) Volume suara adalah derajat keras atau lemahnya suara pada saat kalian membaca puisi yang dimaksud.
(b) Artikulasi suara adalah pengucapan kata demi kata dengan benar serta dengan suara yang jelas dan pilah.
(c) Intonasi adalah lagu membaca yang meliputi penggalan kata dan tinggi atau rendahnya suara pada saat kalian membaca baris demi baris puisi.
(d) Gerak tubuh meliputi gerak seluruh anggota tubuh: kaki, tangan, badan, dan kepala sesuai dengan isi puisi yang dibaca.
(e) Mimik adalah ekspresi atau perubahan wajah sesuai dengan karakteristik dan suasana (misalnya, sedih, semangat, atau gembira) yang digambarkan pada puisi yang dibaca.
(f) Pandangan mata adalah arah mata memandang; seharusnya pandangan mata ditujukan ke sagala penjuru tempat penonton berada.
Bahasa mempunyai empat fungsi utama, yaitu fungsi ekspresif, fungsi deskriptif, fungsi sosial, dan fungsi tekstual (Longman Dictionary of Language Teaching and Applied Linguistics, 4th ed., 2010: 236). Fungsi ekspresif berkenaan dengan penggunaan bahasa untuk menampilkan hal-hal yang terkait dengan diri pembicara atau penulis, seperti perasaan, pikiran, pilihan, prasangka, dan pengalamannya. Fungsi deskriptif berkaitan dengan penggunaan bahasa untuk menyampaikan informasi faktual. Fungsi deskriptif juga disebut fungsi ideasional. Fungsi sosial dimaksudkan sebagai penggunaan bahasa sebagai alat untuk menjalin dan memapankan hubungan sosial di antara pengguna bahasa. Fungsi sosial juga disebut fungsi interpersonal. Adapun fungsi tekstual adalah fungsi bahasa yang terkait dengan cara penciptaan teks, baik lisan maupun tulis yang runtut dan yang sesuai dengan konteks. Fungsi ekspresif berimpitan dengan fungsi tekstual dalam hal bahwa untuk mengungkapkan diri pembicara atau penulis, baik media tulis maupun lisan dapat digunakan.
Lalu, apa yang dimaksud dengan membaca ekspresif? Membaca ekspresif adalah membaca dengan mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman penulis. Umumnya, kegiatan membaca ekspresif dilakukan dengan suara yang keras dan gaya atau penampilan sesuai dengan isi materi yang dibaca. Dengan demikian, membaca ekspresif dapat dikatakan sebagai membaca dengan penuh penghayatan. Mengingat kegiatan membaca ekspresif dilakukan dengan suara keras, kegiatan membaca seperti 67 Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik
ini sejalan dengan membaca teks secara lisan, yang berlawanan dengan membaca teks dalam hati.


2.7. Teknik Membaca Puisi  di Atas Pentas
(1.) Yakinlah bahwa kalian telah mengenakan pakaian dengan rapi atau mengenakan pakaian sesuai dengan isi puisi yang akan kalian baca. (2.) Berdirilah dengan tegak dan tenang di atas pentas sebelum kalian memulai membaca. (3.) Kuasailah pentas dan penonton dengan mengarahkan pandangan ke segala penjuru sambil memberikan penghormatan kepada mereka dengan cara menganggukkan kepala. (4.) Hayatilah puisi yang kalian baca dengan memahami isi dan pesannya. (5.) Bacalah puisi tersebut dengan artikulasi suara yang jelas, dengan volume suara yang dapat menjangkau semua penonton, dan dengan intonasi yang bagus. (6.) Aturlah napas dengan baik dengan menyesuaikan penggalan-penggalan kata, baris, dan bait puisi tersebut


  BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat terlepas dari penggunaan teks yang berupa lisan, tulisan, atau multimodal seperti gambar. Sebagai contoh, orang menerapkan teks prosedur untuk menjalankan mesin cuci, untuk mengurus SIM, KTP, paspor, atau surat-surat penting yang lain untuk berobat di rumah sakit, dan untuk menjalani kegiatan lain yang membutuhkan langkah-langkah tertentu. Orang menggunakan teks deskripsi untuk memperkenalkan diri kepada orang lain. Orang menggunakan teks eksposisi untuk mengusulkan sesuatu kepada pihak lain. Begitu seterusnya sehingga orang selalu menggunakan jenis teks yang sesuai dengan tujuan kegiatan yang dilakukannya. Dengan demikian, jenis-jenis teks tersebut diproduksi dalam konteks sosial yang melatarbelakangi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh manusia, baik konteks situasi maupun konteks budaya.
B.     Saran
Tak ada gading yang tak retak, seperti inilah cerminan makalah kami. Karena usaha kami dalam menyusun makalah ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan, maka dari itu, kami memohon saran dan kritik membangun agar pada penyusunan makalah yang selanjutnya kami dapat membenahi kesalahan pada makalah kami yang selanjutnya.








DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.















Tidak ada komentar:

Posting Komentar