Rabu, 10 Juni 2015

Membaca Intensif Paragraf yang Berpola Umum-Khusus (Deduktif) dan Khusus-Umum (Induktif) Indikator: • Menemukan kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf • Menemukan kalimat penjelas/pengembang yang mendukung gagasan utama • Menjelaskan perbedaan antara paragraf yang berpola umum-khusus (deduktif) dan yang berpola khusus-umum (induktif) • Menuliskan kesimpulan paragraf deduktif dan induktif Secara umum, gagasan dalam teks mudah dipahami jika paragraf-paragraf yang dikembangkan penulis disajikan secara runtut dan logis. Teks yang runtut dan logis dapat disusun dengan pola penalaran umum—khusus (deduktif) atau khusus—umum (induktif). Pola penalaran deduktif dikembangkan dengan menuliskan gagasan umum lebih dahulu, kemudian dijelaskan dengan sejumlah gagasan khusus. Sebaliknya, pola induktif dikembangkan dengan menuliskan paragraf yang berisi gagasan-gagasan khusus terlebih dahulu dan kemudian diakhiri dengan gagasan umum di akhir paragraf. Kegiatan Awal A. Mengenal Paragraf dan Bentuknya Sebuah tulisan, misalnya buku atau artikel, biasanya menyajikan suatu ide yang cukup besar atau luas. Ide yang luas itu tidak mungkin disajikan secara utuh. Oleh sebab itu, ide yang luas itu dipecah-pecah menjadi ide-ide yang lebih kecil. Barangkali ide yang lebih kecil itu masih dapat dipecah menjadi menjadi lebih kecil lagi. Ide dalam buku, misalnya, dapat dipecah menjadi bab, dan bab dipecah menjadi sub-bab. Akhirnya, sub-bab dipecah lagi menjadi paragraf-paragraf. Dengan demikian, paragraf merupakan satuan pikiran atau ide yang kecil. Paragraf itu biasanya berisi satu ide pokok yang merupakan bagian dari ide yang lebih besar (ide yang lebih besar biasanya disebut tema). Satu ide pokok itu dikembangkan dan dituangkan dalam beberapa kalimat. Kalimat-kalimat itu tetap bertumpu pada ide pokoknya. Dalam mengembangkan paragraf tidak boleh menggunakan kalimat yang menyimpang dari ide sentralnya itu, sebab penyimpangan berarti mengurangi keutuhan paragraf. Secara visual, ada dua bentuk penulisan paragraf. Pertama, bentuk balok yaitu bentuk paragraf yang menyerupai balok. Paragraf bentuk balok ini sering digunakan dalam menulis surat, khususnya surat-menyurat resmi. Penggunaan paragraf ini dimulai dengan penulisan kalimat pertama paragraf pada garis tepi. Spasi ada di antara dua paragraf. Kedua, bentuk paragraf menjorok yaitu bentuk paragraf yang ditulis dengan baris pertama (kalimat pertama) agak menjorok ke kanan-kira-kira 1—7 ketukan (karakter). Paragraf bentuk menjorok ini banyak dipakai dalam karang-mengarang, seperti pada buku teks, surat kabar, majalah, dsb. Penggunaan bentuk paragraf ini lebih menguntungkan dalam tulis-menulis, sebab (1) dapat menghemat ruang, dan (2) dapat mempercepat proses penulisan. Batas paragraf ini ditandai dengan adanya spasi yang agak menjorok ke kanan. Artinya, kalau suatu baris diawali dengan agak menjorok ke kanan, maka dapat dicurigai sebagai paragraf baru. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua baris menjorok merupakan paragraf, seperti dialog dalam cerita. Coba baca teks di bawah ini dan pisahkan menjadi dua paragraf! Banyak orang tua memandang otak seperti wadah air dengan kapasitas terbatas. Seandainya usaha diupayakan untuk mengembangkan kecerdasan musik anak mereka, mereka takut itu akan menghalangi kemampuannya untuk unggul dalam kecerdasan lain yang kelihatannya tidak berkaitan seperti kecerdasan logis matematis. 'Orang tidak dapat baik dalam segala hal merupakan keyakinan umum yang dipegang orangtua. Sayangnya, keyakinan ini kadang-kadang diperkuat oleh gambaran yang keliru dari film bahwa anak-anak yang unggul dalam olah raga (kecerdasan kinetetis) biasanya jelek dalam pekerjaan sekolah mereka (matematis-Iogis dan linguistik-verbal) dan sebaliknya. Kenyataannya, ketika Anda merangsang perkembangan salah satu kecerdasan, hal itu akan membawa pada perkembangan dan stimulasi kecerdasan lain yang tampaknya berbeda, asalkan perkembangan mereka tidak sengaja dihalangi oleh orangtua. Itulah sebabnya Anda akan melihat bahwa banyak orang jenius sangat luar biasa serba bisanya dalam kemampuan intelektual mereka. Misalnya, Albert Einstein adalah seorang ilmuwan, ahli matematika dan pemain biola yang cemerlang, semantara Leonardo Da Vinci hebat dalam bidang olah raga, seni, arsitektur, matematika dan fisika. B. Menentukan Pola Pengembangan Paragraf Kalimat yang mengandung ide pokok itu disebut kalimat topik. Dalam paragraf kalimat topik dapat diletakkan di awal paragraf (disebut paragraf deduktif) dan juga dapat diletakkan di akhir paragraf (paragraf induktif). Selain itu, ada paragraf yang mengandung kalimat topik di awal dan di akhir sekaligus. Paragraf ini disebut paragraf deduktif-induktif. Ada juga paragraf yang tidak mengandung kalimat topik, sehingga ide pokok harus disimpulkan sendiri oleh pembaca, contoh paragraf deskripsi dan narasi. Berdasarkan letak kalimat topik, termasuk jenis paragraf apakah teks di atas (butir A)? Kegiatan Utama C. Menentukan Kalimat Topik Pada umumnya, dalam sebuah paragraf terdapat kalimat topik dan kalimat penjelas. Kalimat topik berisi gagasan utama, sedangkan dalam kalimat penjelas berisi gagasan penjelas. Sebuah paragraf terdiri atas sebuah kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Tunjukkan kalimat topik dan penjelas paragraf di bawah ini! Banyak contoh anak-anak yang selalu mendapat nilai A ternyata menjalani kehidupan yang biasa-biasa saja, sementara teman sekelasnya yang mungkin secara akademis tidak berprestasi sebaik mereka, menjalani kehidupan yang lebih sejahtera, lebih bahagia dan lebih sehat. Kenyatannya banyak contoh orang yang terus-menerus mendapatkan nilai 'A' di sekolah tetapi akhirnya bekerja untuk orang-orang yang mungkin secara akademis tidak sehebat mereka. Mereka yang secara akademis tidak begitu hebat ini akhirnya menjadi pelaku bisnis dan pemilik bisnis setelah selesai sekolah. Bill Gates, Sim Wong Hoo, Sylvester Stallone, Tiger Woods dan Richard Branson adalah contoh orang-orang yang tidak pernah unggul secara akademis, tetapi akhirnya sangat berhasil dalam bisnis yang mereka lakukan. Dengan demikian jelas bahwa keberhasilan akademis saja bukanlah suatu indikator yang baik dari keberhasilan seseorang dalam hidup. Lengkapilah Kalimat Topik: ____________________________________________________ Penjelas: ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ D. Membaca Teks Bacalah teks di bawah ini dengan cermat! Tentukan kalimat topik setiap paragraf dan tunjukkan pola pengembangan paragraf yang digunakan! TUJUH MACAM KECERDASAN UNTUK KEBERHASILAN Judul Dr. Howard Gardner mengusulkan dalam bukunya, Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences (1983), bahwa kecerdasan memiliki tujuh komponen. Dia menamakan ketujuh komponen tersebut tujuh kecerdasan ganda. Selain kecerdasan linguistik-verbal dan kecerdasan logis-matematis, kecerdasan lain juga meliputi kecerdasan spasial-visual, kecerdasan ritmik-musik, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal. Kalimat Topik: ___________ Penjelas: ______________ ______________ ______________ ______________ ______________ ______________ Pola pengembangan pargraf: ______________________ Untuk menjadi benar-benar cerdas berarti mendapat nilai yang tinggi dalam sebagian besar dari ketujuh kecerdasan ganda. Meskipun sangat jarang seseorang untuk unggul dalam ketujuh bidang kecerdasan, dapat dilihat bahwa untuk menuju ke suatu kehidupan yang berhasil, kita harus mencapai nilai yang tinggi paling sedikit untuk empat sampai lima di antara kecerdasan ganda tersebut. Hasil akademis dan tes IQ merupakan prediktor yang lemah terhadap kecerdasan yang sebenarnya karena keduanya hanya mengukur kemampuan linguistik-verbal dan logis-matematis seseorang. Dengan demikian Anda dapat memiliki IQ tinggi dan memperoleh nilai A dalam semua ujian, tetapi mungkin tidak memiliki kecerdasan yang diperlukan untuk berhasil dalam kehidupan. Kalimat Topik: ___________ Penjelas: ______________ ______________ ______________ ______________ ______________ ______________ Pola pengembangan pargraf: ______________________ Seorang pelajar yang bernilai 'A' mungkin sangat kuat dalam kemampuan verbalnya (bahasa dan ilmu kemanusiaan) dan deduksi logis-matematis (matematika dan sains), tetapi dia mungkin tidak memiliki keterampilan interpersonal (antarpribadi) untuk akur dengan orang, membangun jaringan, berkomunikasi, mengakhiri persetujuan dan membujuk serta mendorong orang lain. Dia mungkin juga tidak memiliki keterampilan intra personal (menguasai diri sendiri) untuk mengatasi dan belajar dari kegagalan, untuk merefleksikan dan memotivasi dirinya sendiri. Dia mungkin tidak cukup kreatif, inovatif, dan melihat ke depan untuk memperkirakan masalah dan menciptakan penyelesaian masalah secara unik. Ini semua merupakan keterampilan pokok bagi keberhasilan dalam profesi apa saJa. Kalimat Topik: ___________ Penjelas: ______________ ______________ ______________ ______________ ______________ ______________ Pola pengembangan pargraf: ______________________ Sebaliknya, kesamaan dari semua individu yang berhasil adalah bahwa mereka memiliki perpaduan yang kuat dari paling sedikit empat sampai lima dari tujuh kecerdasan yang dapat kita miliki. Bill Clinton bangkit untuk menjadi salah satu presiden yang paling dihormati dan disukai di Amerika Serikat karena dia memiliki kecerdasan interpersonal yang memungkinkannya memahami rakyatnya, berhubungan dengan mereka dan memotivasinya ke arah pencapaian tujuannya. Dia memiliki kecerdasan intrapersonal yang tinggi yang memungkinkannya untuk merefleksikan dan terus-menerus meningkatkan dirinya. Kecerdasan ini juga memungkinkannya untuk mengatasi frustrasi serta kegegalan, dan bangkit kembali setelah berkali-kali kalah. Dia juga memiliki kecerdasan linguistik-verbal yang memungkinkannya menyampaikan pidato yang berbobot, menggetarkan emosi dan persuasif. Akhirnya, dia memiliki kecerdasan logis-matematis yang relatif kuat yang memungkinkannya menganalis, menafsirkan dan menyelesaikan masalah. Seseorang yang hanya dilatih untuk cerdas secara akademis tidak akan memiliki semua bakat ini. Karena itu, untuk menjamin keberhasilan Anda di masa depan, Anda tidak dapat hanya mengandalkan nilai yang baik. Anda harus memastikan bahwa Anda mengembangkan sebanyak mungkin dari ketujuh kecerdasan tersebut. Kalimat Topik: ___________ Penjelas: ______________ ______________ ______________ ______________ ______________ ______________ Pola pengembangan pargraf: ______________________ (Dikutip dengan perubahan dari Lwin, May. dkk. 2003. Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Jakarta: Penerbit Indeks. Hlm 2—4.) E. Membahas Perbedaan Paragraf Deduktif dan Induktif Setelah mengerjakan kegiatan (D), coba diskusikan dengan teman-teman kalian tentang perbedaan paragraf deduktif dan induktif. Berikan contoh yang memadai! Kegiatan Lanjutan F. Mencari Karangan untuk Dikaji Paragrafnya 1. Kerjakan kegiatan ini secara berkelompok. 2. Setiap kelompok maksimal terdiri atas 5 orang. 3. Carilah teks (karangan) yang paragrafnya baik. 4. Analisislah kalimat topik dan pejelas yang ada dalam teks itu. 5. Berdasarkan letak kalimat topik, tentukan pola pengembangan paragrafnya. 6. Jika kalian tidak menemukannya, teks berikut ini dapat kalian kaji! 7. Simpulkan, perbedaan dalam segala aspek antara paragraf deduktif dan induktif. KECERDASAN MATEMATIS-LOGIS Kecerdasan matematis-Iogis adalah kemampuan untuk menangani bilangan dan perhitungan, pola dan pemikiran logis dan ilmiah. Hubungan antara matematika dan logika adalah bahwa keduanya secara ketat mengikuti hukum dasar. Ada konsistensi dalam pemikiran logis. Filsuf Yunani Aristotle mungkin adalah yang pertama kali mengidentifikasikan dan memformalkan hukum logika. Hukum ini menjelaskan bagaimana argumentasi disusun, bukti dan syarat dinyatakan dan kesimpulan dibuat. Dari logikalah timbul pemikiran ilmiah. Dalam pemikiran ilmiah, hipotesis timbul de novo atau dari pengamatan. Para ilmuwan kemudian merancang percobaan khusus yang menguji hipotesis ini, dan teori lebih lanjut diturunkan dari hasil-hasilnya. Hasil dari revolusi ilmiah masih kuat dirasakan sekarang. Karena alasan inilah Dr Howard Gardner menyertakan kecerdasan ini sebagai salah satu kecerdasan yang paling penting dalam klasifikasinya. Anak-anak yang cerdas secara matematis sering tertarik dengan bilangan dan pola dari usia yang sangat muda. Mereka menikmati berhitung dan dengan cepat belajar menambah, mengurangi, mengalikan dan membagi. Selain itu, anak-anak yang terampil dalam matematika cepat memahami konsep waktu. Anak-anak yang cerdas secara matematis senang melihat pola dalam informasi mereka, dan mereka dapat mengingat bilangan dalam pikiran mereka untuk jangka waktu yang lebih panjang. Menjelaskan konsep-konsep secara logis, atau menyimpulkan informasi menggunakan matematika dapat meningkatkan pemahaman mereka. Anak-anak yang demikian senang membuat kesimpulan ilmiah dari pengamatan mereka. Misalnya jika mereka mengamati gerakan Brownian, mereka dapat menyimpulkan keberadaan molekul air. Orang-orang ahli matematika, ilmuwan, dan filsuf yang memiliki kemampuan yang besar dalam menangani bilangan dan konsep abstrak pada umumnya memiliki kecerdasan matematis. Orang-orang ini antara lain Aristotle, Isaac Newton, Descartes, Albert Einstein, dan Bertrand Russell. Kekurangan kecerdasan matematis-logis mengaki batkan sejumlah besar problema individu dan budaya. Tanpa kepekaan terhadap bilangan, seseorang kemungkinan besar tertipu oleh harapan-harapan tidak realistis akan me menangkan seb~ah undian atau membuat keputusan keuangan yang keliru. Dia juga cenderung gagal dalam berbagai tugas yang memerlukan matematika praktis seperti memodifikasi resep masakan atau menentukan jumlah wallpaper yang diperlukan untuk sebuah dinding. Tanpa kepekaan terhadap bilangan, seseorang juga tidak dapat memahami permasalahan ekonomi, politik, dan sosial yang penting seperti anggaran Pemerintah atau luasnya kemiskinan di beberapa negara Dunia Ketiga. Syukurlah, kehadiran matematika secara meluas dapat dirasakan dalam setiap aspek kehidupan moderen. Seseorang tidak dapat melakukan pengukuran apapun, membuat bangunan, menggunakan uang atau membuat janji tanpa menggunakan matematika. Kecerdasan matematis juga telah didukung oleh tahap-tahap perkembangan kognitif dari Piaget dan telah memperlihatkan hubungannya yang kuat dengan aspek lain dari kehidupan seperti keaksaraan, di mana penulisan garis besar, pengorganisasian dan revisi, semuanya merupakan keahlian yang berguna dalam proses penulisan. Karena itu, kita dapat menyimpulkan bahwa kecerdasan matematis-logis kemungkinan besar adalah yang tercatat paling kokoh di antara semua kecerdasan. Meskipun telah ada penekanan berlebihan pada kecerdasan khusus ini, kecerdasan ini masih merupakan wahana keberhasilan secara budaya yang apabila digabungkan dengan kecerdasan lain, akan menghasilkan warga negara yang produktif. Berikut ini beberapa alasan lagi mengapa kecerdasan matematis seyogyanya menjadi bagian penting dari kehidupan kita sehari-hari. Berpikir logis itu penting karena anak-anak memperoleh disiplin mental yang keras dan belajar menentukan apakah alur pikir itu sah atau tidak sah. Dengan menggunakan logika sebagai dasarnya, pemikiran ilmiah telah benar-benar mengubah dunia kita. Logika dapat dibagi menjadi logika deduktif dan induktif. Logika deduktif berlangsung dari umum ke khusus, dan sebaliknya logika induktif bergerak dari yang khusus ke umum. Sains dan metode ilmiah sekarang merupakan cara berpikir dan melakukan eksperimen yang diterima. Hasilnya luar biasa dan telah begitu mempengaruhi setiap aspek kehidupan kita sehingga kita hampir selalu menerimanya begitu saja. Beberapa anak memiliki kecenderungan alamiah untuk melakukan percobaan, apakah itll dengan bahan-bahan sains atau hanya melakukan 'percobaan' sederhana di dapur. Anak yang lain menikmati menonton Discovery Channel atau program televisi seperti The Wild Kingdom, Sesame Street atau Mister Rogers yang menangani bilangan atau sains. Anak-anak yang demikian cenderung untuk mencari dan memanipulasi pola dan hubungan abstrak di dunia, dan kecerdasan ini paling sering dikaitkan dengan pemikiran ilmiah dan matematis. Pemberian kesempatan yang sering pada jenis kegiatan seperti ini akan mendorong anak-anak untuk memaksimalkan kecerdasan mereka dalam pola khusus untuk kebaikan mereka sendiri, keluarga mereka, komunitas dan masyarakat. Anak Anda kemudian akan memiliki suatu pemahaman yang sehat dan optimis akan dirinya, kompetensinya, dan masa depannya. (Dikutip dengan perubahan dari Lwin, May. dkk. 2003. Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Jakarta: Penerbit Indeks.)



Membaca Intensif Paragraf yang Berpola Umum-Khusus (Deduktif) dan Khusus-Umum (Induktif)
Indikator:
·          Menemukan kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf
·          Menemukan kalimat penjelas/pengembang yang mendukung gagasan utama
·          Menjelaskan perbedaan antara paragraf yang berpola umum-khusus (deduktif) dan yang berpola khusus-umum (induktif)
·          Menuliskan kesimpulan paragraf deduktif dan induktif


Secara umum, gagasan dalam teks mudah dipahami jika paragraf-paragraf yang dikembangkan penulis disajikan secara runtut dan logis. Teks yang runtut dan logis dapat disusun dengan pola penalaran umum—khusus (deduktif) atau khusus—umum (induktif). Pola penalaran deduktif dikembangkan dengan menuliskan gagasan umum lebih dahulu, kemudian dijelaskan dengan sejumlah gagasan khusus. Sebaliknya, pola induktif dikembangkan dengan menuliskan paragraf yang berisi gagasan-gagasan khusus terlebih dahulu dan kemudian diakhiri dengan gagasan umum di akhir paragraf.

Kegiatan Awal
A. Mengenal Paragraf dan Bentuknya
Sebuah tulisan, misalnya buku atau artikel, biasanya menyajikan suatu ide yang cukup besar atau luas. Ide yang luas itu tidak mungkin disajikan secara utuh. Oleh sebab itu, ide yang luas itu dipecah-pecah menjadi ide-ide yang lebih kecil. Barangkali ide yang lebih kecil itu masih dapat dipecah menjadi menjadi lebih kecil lagi. Ide dalam buku, misalnya, dapat dipecah menjadi bab, dan bab dipecah menjadi sub-bab. Akhirnya, sub-bab dipecah lagi menjadi paragraf-paragraf. Dengan demikian, paragraf merupakan satuan pikiran atau ide yang kecil.
            Paragraf itu biasanya berisi satu ide pokok yang merupakan bagian dari ide yang lebih besar (ide yang lebih besar biasanya disebut tema). Satu ide pokok itu dikembangkan dan dituangkan dalam beberapa kalimat. Kalimat-kalimat itu tetap bertumpu pada ide pokoknya. Dalam mengembangkan paragraf tidak boleh menggunakan kalimat yang menyimpang dari ide sentralnya itu, sebab penyimpangan berarti mengurangi keutuhan paragraf.
Secara visual, ada dua bentuk penulisan paragraf. Pertama, bentuk balok yaitu bentuk paragraf yang menyerupai balok. Paragraf bentuk balok ini sering digunakan dalam menulis surat, khususnya surat-menyurat resmi. Penggunaan paragraf ini dimulai dengan penulisan kalimat pertama paragraf pada garis tepi. Spasi ada di antara dua paragraf. Kedua, bentuk paragraf menjorok yaitu bentuk paragraf yang ditulis dengan baris pertama (kalimat pertama) agak menjorok ke kanan-kira-kira 1—7 ketukan (karakter). Paragraf bentuk menjorok  ini banyak dipakai dalam karang-mengarang, seperti pada buku teks, surat kabar, majalah, dsb. Penggunaan bentuk paragraf ini lebih menguntungkan dalam tulis-menulis, sebab (1) dapat menghemat ruang, dan (2) dapat mempercepat proses penulisan. Batas paragraf ini ditandai dengan adanya spasi yang agak menjorok ke kanan. Artinya, kalau suatu baris diawali dengan agak menjorok ke kanan, maka dapat dicurigai sebagai paragraf baru. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua baris menjorok merupakan paragraf, seperti dialog dalam cerita. Coba baca teks di bawah ini dan pisahkan menjadi dua paragraf!

Banyak orang tua memandang otak seperti wadah air dengan kapasitas terbatas. Seandainya usaha diupayakan untuk mengembangkan kecerdasan musik anak mereka, mereka takut itu akan menghalangi kemampuannya untuk unggul dalam kecerdasan lain yang kelihatannya tidak berkaitan seperti kecerdasan logis matematis. 'Orang tidak dapat baik dalam segala hal merupakan keyakinan umum yang dipegang orangtua. Sayangnya, keyakinan ini kadang-kadang diperkuat oleh gambaran yang keliru dari film bahwa anak-anak yang unggul dalam olah raga (kecerdasan kinetetis) biasanya jelek dalam pekerjaan sekolah mereka (matematis-Iogis dan linguistik-verbal) dan sebaliknya. Kenyataannya, ketika Anda merangsang perkembangan salah satu kecerdasan, hal itu akan membawa pada perkembangan dan stimulasi kecerdasan lain yang tampaknya berbeda, asalkan perkembangan mereka tidak sengaja dihalangi oleh orangtua. Itulah sebabnya Anda akan melihat bahwa banyak orang jenius sangat luar biasa serba bisanya dalam kemampuan intelektual mereka. Misalnya, Albert Einstein adalah seorang ilmuwan, ahli matematika dan pemain biola yang cemerlang, semantara Leonardo Da Vinci hebat dalam bidang olah raga, seni, arsitektur, matematika dan fisika.
B. Menentukan Pola Pengembangan Paragraf
Kalimat yang mengandung ide pokok itu disebut kalimat topik. Dalam paragraf kalimat topik dapat diletakkan di awal paragraf (disebut paragraf deduktif) dan juga dapat diletakkan di akhir paragraf (paragraf induktif). Selain itu, ada paragraf yang mengandung kalimat topik di awal dan di akhir sekaligus. Paragraf ini disebut paragraf deduktif-induktif. Ada juga paragraf yang tidak mengandung kalimat topik, sehingga ide pokok harus disimpulkan sendiri oleh pembaca, contoh paragraf deskripsi dan narasi. Berdasarkan letak kalimat topik, termasuk jenis paragraf apakah teks di atas (butir A)?

Kegiatan Utama
C. Menentukan Kalimat Topik
           
Pada umumnya, dalam sebuah paragraf terdapat kalimat topik dan kalimat penjelas. Kalimat topik berisi gagasan utama, sedangkan dalam kalimat penjelas berisi gagasan penjelas. Sebuah paragraf terdiri atas sebuah kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Tunjukkan kalimat topik dan penjelas paragraf di bawah ini!

Banyak contoh anak-anak yang selalu mendapat nilai A ternyata menjalani kehidupan yang biasa-biasa saja, sementara teman sekelasnya yang mungkin secara akademis tidak berprestasi sebaik mereka, menjalani kehidupan yang lebih sejahtera, lebih bahagia dan lebih sehat. Kenyatannya banyak contoh orang yang terus-menerus mendapatkan nilai 'A' di sekolah tetapi akhirnya bekerja untuk orang-orang yang mungkin secara akademis tidak sehebat mereka. Mereka yang secara akademis tidak begitu hebat ini akhirnya menjadi pelaku bisnis dan pemilik bisnis setelah selesai sekolah. Bill Gates, Sim Wong Hoo, Sylvester Stallone, Tiger Woods dan Richard Branson adalah contoh orang-orang yang tidak pernah unggul secara akademis, tetapi akhirnya sangat berhasil dalam bisnis yang mereka lakukan. Dengan demikian jelas bahwa keberhasilan akademis saja bukanlah suatu indikator yang baik dari keberhasilan seseorang dalam hidup.

Lengkapilah

Kalimat Topik: ____________________________________________________
Penjelas:           ____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
D. Membaca Teks
Bacalah teks di bawah ini dengan cermat! Tentukan kalimat topik setiap paragraf dan tunjukkan pola pengembangan paragraf yang digunakan!

TUJUH MACAM KECERDASAN UNTUK KEBERHASILAN
Judul
Dr. Howard Gardner mengusulkan dalam bukunya, Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences (1983), bahwa kecerdasan memiliki tujuh komponen. Dia menamakan ketujuh komponen tersebut tujuh kecerdasan ganda. Selain kecerdasan linguistik-verbal dan kecerdasan logis-matematis, kecerdasan lain juga meliputi kecerdasan spasial-visual, kecerdasan ritmik-musik, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal.
Kalimat Topik:  ___________
Penjelas: ______________
______________
______________
______________
______________
______________

Pola pengembangan pargraf:
______________________


Untuk menjadi benar-benar cerdas berarti mendapat nilai yang tinggi dalam sebagian besar dari ketujuh kecerdasan ganda. Meskipun sangat jarang seseorang untuk unggul dalam ketujuh bidang kecerdasan, dapat dilihat bahwa untuk menuju ke suatu kehidupan yang berhasil, kita harus mencapai nilai yang tinggi paling sedikit untuk empat sampai lima di antara kecerdasan ganda tersebut. Hasil akademis dan tes IQ merupakan prediktor yang lemah terhadap kecerdasan yang sebenarnya karena keduanya hanya mengukur kemampuan linguistik-verbal dan logis-matematis seseorang. Dengan demikian Anda dapat memiliki IQ tinggi dan memperoleh nilai A dalam semua ujian, tetapi mungkin tidak memiliki kecerdasan yang diperlukan untuk berhasil dalam kehidupan.
Kalimat Topik:  ___________
Penjelas: ______________
______________
______________
______________
______________
______________

Pola pengembangan pargraf:
______________________
Seorang pelajar yang bernilai 'A' mungkin sangat kuat dalam kemampuan verbalnya (bahasa dan ilmu kemanusiaan) dan deduksi logis-matematis (matematika dan sains), tetapi dia mungkin tidak memiliki keterampilan interpersonal (antarpribadi) untuk akur dengan orang, membangun jaringan, berkomunikasi, mengakhiri persetujuan dan membujuk serta mendorong orang lain. Dia mungkin juga tidak memiliki keterampilan intra personal (menguasai diri sendiri) untuk mengatasi dan belajar dari kegagalan, untuk merefleksikan dan memotivasi dirinya sendiri. Dia mungkin tidak cukup kreatif, inovatif, dan melihat ke depan untuk memperkirakan masalah dan menciptakan penyelesaian masalah secara unik. Ini semua merupakan keterampilan pokok bagi keberhasilan dalam profesi apa saJa.
Kalimat Topik:  ___________
Penjelas: ______________
______________
______________
______________
______________
______________

Pola pengembangan pargraf:
______________________
Sebaliknya, kesamaan dari semua individu yang berhasil adalah bahwa mereka memiliki perpaduan yang kuat dari paling sedikit empat sampai lima dari tujuh kecerdasan yang dapat kita miliki. Bill Clinton bangkit untuk menjadi salah satu presiden yang paling dihormati dan disukai di Amerika Serikat karena dia memiliki kecerdasan interpersonal yang memungkinkannya memahami rakyatnya, berhubungan dengan mereka dan memotivasinya ke arah pencapaian tujuannya. Dia memiliki kecerdasan intrapersonal yang tinggi yang memungkinkannya untuk merefleksikan dan terus-menerus meningkatkan dirinya. Kecerdasan ini juga memungkinkannya untuk mengatasi frustrasi serta kegegalan, dan bangkit kembali setelah berkali-kali kalah. Dia juga memiliki kecerdasan linguistik-verbal yang memungkinkannya menyampaikan pidato yang berbobot, menggetarkan emosi dan persuasif. Akhirnya, dia memiliki kecerdasan logis-matematis yang relatif kuat yang memungkinkannya menganalis, menafsirkan dan menyelesaikan masalah. Seseorang yang hanya dilatih untuk cerdas secara akademis tidak akan memiliki semua bakat ini. Karena itu, untuk menjamin keberhasilan Anda di masa depan, Anda tidak dapat hanya mengandalkan nilai yang baik. Anda harus memastikan bahwa Anda mengembangkan sebanyak mungkin dari ketujuh kecerdasan tersebut.
Kalimat Topik:  ___________
Penjelas: ______________
______________
______________
______________
______________
______________

Pola pengembangan pargraf:
______________________


(Dikutip dengan perubahan dari Lwin, May. dkk. 2003. Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan.  Jakarta: Penerbit Indeks. Hlm 2—4.)

E. Membahas Perbedaan Paragraf Deduktif dan Induktif
Setelah mengerjakan kegiatan (D), coba diskusikan dengan teman-teman kalian tentang perbedaan paragraf deduktif dan induktif. Berikan contoh yang memadai!
Kegiatan Lanjutan
F. Mencari Karangan untuk Dikaji Paragrafnya
  1. Kerjakan kegiatan ini secara berkelompok.
  2. Setiap kelompok maksimal terdiri atas 5 orang.
  3. Carilah  teks (karangan) yang paragrafnya baik.
  4. Analisislah kalimat topik dan pejelas yang ada dalam teks itu.
  5. Berdasarkan letak kalimat topik, tentukan pola pengembangan paragrafnya.
  6. Jika kalian tidak menemukannya, teks berikut ini dapat kalian kaji!
  7. Simpulkan, perbedaan dalam segala aspek antara paragraf deduktif dan induktif.

KECERDASAN MATEMATIS-LOGIS

Kecerdasan matematis-Iogis adalah kemampuan untuk menangani bilangan dan perhitungan, pola dan pemikiran logis dan ilmiah. Hubungan antara matematika dan logika adalah bahwa keduanya secara ketat mengikuti hukum dasar. Ada konsistensi dalam pemikiran logis. Filsuf Yunani Aristotle mungkin adalah yang pertama kali mengidentifikasikan dan memformalkan hukum logika. Hukum ini menjelaskan bagaimana argumentasi disusun, bukti dan syarat dinyatakan dan kesimpulan dibuat.
Dari logikalah timbul pemikiran ilmiah. Dalam pemikiran ilmiah, hipotesis timbul de novo atau dari pengamatan. Para ilmuwan kemudian merancang percobaan khusus yang menguji hipotesis ini, dan teori lebih lanjut diturunkan dari hasil-hasilnya. Hasil dari revolusi ilmiah masih kuat dirasakan sekarang. Karena alasan inilah Dr Howard Gardner menyertakan kecerdasan ini sebagai salah satu kecerdasan yang paling penting dalam klasifikasinya.
Anak-anak yang cerdas secara matematis sering tertarik dengan bilangan dan pola dari usia yang sangat muda. Mereka menikmati berhitung dan dengan cepat belajar menambah, mengurangi, mengalikan dan membagi. Selain itu, anak-anak yang terampil dalam matematika cepat memahami konsep waktu. Anak-anak yang cerdas secara matematis senang melihat pola dalam informasi mereka, dan mereka dapat mengingat bilangan dalam pikiran mereka untuk jangka waktu yang lebih panjang. Menjelaskan konsep-konsep secara logis, atau menyimpulkan informasi menggunakan matematika dapat meningkatkan pemahaman mereka. Anak-anak yang demikian senang membuat kesimpulan ilmiah dari pengamatan mereka. Misalnya jika mereka mengamati gerakan Brownian, mereka dapat menyimpulkan keberadaan molekul air. Orang-orang ahli matematika, ilmuwan, dan filsuf yang memiliki kemampuan yang besar dalam menangani bilangan dan konsep abstrak pada umumnya memiliki kecerdasan matematis. Orang-orang ini antara lain Aristotle, Isaac Newton, Descartes, Albert Einstein, dan Bertrand Russell.
Kekurangan kecerdasan matematis-logis mengaki batkan sejumlah besar problema individu dan budaya. Tanpa kepekaan terhadap bilangan, seseorang kemungkinan besar tertipu oleh harapan-harapan tidak realistis akan me menangkan seb~ah undian atau membuat keputusan keuangan yang keliru. Dia juga cenderung gagal dalam berbagai tugas yang memerlukan matematika praktis seperti memodifikasi resep masakan atau menentukan jumlah wallpaper yang diperlukan untuk sebuah dinding. Tanpa kepekaan terhadap bilangan, seseorang juga tidak dapat memahami permasalahan ekonomi, politik, dan sosial yang penting seperti anggaran Pemerintah atau luasnya kemiskinan di beberapa negara Dunia Ketiga.
Syukurlah, kehadiran matematika secara meluas dapat dirasakan dalam setiap aspek kehidupan moderen. Seseorang tidak dapat melakukan pengukuran apapun, membuat bangunan, menggunakan uang atau membuat janji tanpa menggunakan matematika. Kecerdasan matematis juga telah didukung oleh tahap-tahap perkembangan kognitif dari Piaget dan telah memperlihatkan hubungannya yang kuat dengan aspek lain dari kehidupan seperti keaksaraan, di mana penulisan garis besar, pengorganisasian dan revisi, semuanya merupakan keahlian yang berguna dalam proses penulisan. Karena itu, kita dapat menyimpulkan bahwa kecerdasan matematis-logis kemungkinan besar adalah yang tercatat paling kokoh di antara semua kecerdasan. Meskipun telah ada penekanan berlebihan pada kecerdasan khusus ini, kecerdasan ini masih merupakan wahana keberhasilan secara budaya yang apabila digabungkan dengan kecerdasan lain, akan menghasilkan warga negara yang produktif. Berikut ini beberapa alasan lagi mengapa kecerdasan matematis seyogyanya menjadi bagian penting dari kehidupan kita sehari-hari.
Berpikir logis itu penting karena anak-anak memperoleh disiplin mental yang keras dan belajar menentukan apakah alur pikir itu sah atau tidak sah. Dengan menggunakan logika sebagai dasarnya, pemikiran ilmiah telah benar-benar mengubah dunia kita. Logika dapat dibagi menjadi logika deduktif dan induktif. Logika deduktif berlangsung dari umum ke khusus, dan sebaliknya logika induktif bergerak dari yang khusus ke umum. Sains dan metode ilmiah sekarang merupakan cara berpikir dan melakukan eksperimen yang diterima. Hasilnya luar biasa dan telah begitu mempengaruhi setiap aspek kehidupan kita sehingga kita hampir selalu menerimanya begitu saja.
Beberapa anak memiliki kecenderungan alamiah untuk melakukan percobaan, apakah itll dengan bahan-bahan sains atau hanya melakukan 'percobaan' sederhana di dapur. Anak yang lain menikmati menonton Discovery Channel atau program televisi seperti The Wild Kingdom, Sesame Street atau Mister Rogers yang menangani bilangan atau sains. Anak-anak yang demikian cenderung untuk mencari dan memanipulasi pola dan hubungan abstrak di dunia, dan kecerdasan ini paling sering dikaitkan dengan pemikiran ilmiah dan matematis. Pemberian kesempatan yang sering pada jenis kegiatan seperti ini akan mendorong anak-anak untuk memaksimalkan kecerdasan mereka dalam pola khusus untuk kebaikan mereka sendiri, keluarga mereka, komunitas dan masyarakat. Anak Anda kemudian akan memiliki suatu pemahaman yang sehat dan optimis akan dirinya, kompetensinya, dan masa depannya.
(Dikutip dengan perubahan dari Lwin, May. dkk. 2003. Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan.  Jakarta: Penerbit Indeks.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar