Rabu, 24 Juni 2015

Sinopsis Novel “Moga Bunda Disayang Allah” Karya Tere Liye



Sinopsis Novel “Moga Bunda Disayang Allah” Karya Tere Liye
Gelap! Melati hanya melihat gelap. Hitam. Kosong. Tak ada warna. Senyap! Melati hanya mendengar senyap. Sepi. Sendiri. Tak ada nada. Melati bocah 6 tahun putri satu-satunya dari keluarga paling dicintai masyarakat, keluarga yang tidak pernah angkuh dan sombong dengan kekayaan dan derajat, Tuan HK adalah pemilik ratusan persuahaan. Perusahaan yang menyediakan tentang barang-barang rumah tangga, elektronik, dan barang yang digunakan oleh keluarga. Dengan tubuh kecilnya, mata hitam seperti buah kelengkeng, dan rambut dikepangnya. Ketika melati tertawa dan bahagia, semua perhatian tertuju padanya. Melati gadis kecil yang merebut semua perhatian, tetapi semua itu terjadi ketika melati berumur 3 tahun. Sekarang umur melati 6 tahun, Allah memberikan ujian begitu hebat kepada Melati, Allah memtuskan semua kenikmatan yang dimiliki Melati.
Melati tak mampu melihat, ia tuna netra. Allah mencabut bagaimana cara dia mengekspresikan kesenangannya, dia tidak bisa berkata-kata, dia tuna wicara, ketika tuna wicara menimpa Melati, secara otomatis dia tidak mampu mendengar suara, dia tuna rungu.
Selama 3 tahun dari penderitaannya, Melati menahan amarah dalam hatinya. Dia bingung bagaimanakah dia harus merasakan nikmta yang telah Allah berikan kepadanya, dia tidak sampai memikirkan nikmat, dia terlalu kecil. Dia bingung bagaimana menyamaikan keinginannya, dia hanya marah dengan ucapan Baa...Maaa... dengan melempar apapun yang berada ditangannya. Hanya dua kosakata yang mewakili tingkah laku Melati, yakni Baaa... dan Maa... juga membanting apapun yang berada di tangannya. Tidak memungkiri ketika ada orang yang memegang tubuh melati, baik tangan ataupun anggota tubuh lain, dia akan melawan dengan sejadi-jadinya. Nyonya HK sebagai ibu dari Melati, hanya mampu mencium kening putri tercintanya ketika Melati sudah tidur.
Berbagai macam teknik dan terapi penyembuhan sudah dijalankan, mulai dari psikiater dari luar negeri hingga dokter apapun yang berhubungan dengan anak dan perkembangan otak anak keluarga HK datangkan untuk menyembuhkan Melati, tapi hasilnya sia-sia. Hingga rombongan dokter profesional dari ibu kota mereka datangkan, tapi pil pahitlah yang mereka rasakan. Dokter tersebut mengatakan bahwa Melati sudah gila. Nyonya HK hanya mampu berdoa setiap malam, dia sangat yakin bahwa putrinya tidak gila. Melati sama dengan anak-anak lain, bedanya Melati tidak mampu merasakan apapun. Hanya dengan senyuhan, tapi itu kelak dia akan sembuh.
Karang adalah pemuda yang dianugerahi oleh Allah bisa memahami psiko anak dari sudut manapun, dia bisa menenangkan anak yang menangis hanya dengan menyentuhnya.  Meskipun dia memilki masa alalu yang suram, sejak kecil dia menjadi anak jalanan yang memeiliki tekad kuat. Dia akan merubah kehidupan anak yang senasib dengan dia, hingga suami ibu-ibu gendut itu menolongnya. Dan cerita pun berbalik 180 derajat. Kesuksesan Karang dalam pendidikan, mimpi-mimpinya dalam membuat kesuksesan untuk anak jalanan terlaksana, puluhan rumah baca yang dia dirikan berkembang pesat. Berbagai kegiatan dia lakukan, hingga mengajar anak-anak, menyemanangati anak-anak yang berkebutuhan husus, hingga hanaya dengan bercerita Karang mampu menyembuhkan anak yang tidak bisa berjalan.
            Hingga tragedi di laut itu terjadi, 35 rombongan anak-anak yang menjadi korban keganasan laut. 18 anak orang meninggal dan 12 anak-anak lainnya selamata juga lima orang kakak-kakak pembinanya juga selamat. Banyak masyarakat yang mengecam atas tragedi itu, dan Karang di tuntut agar masuk penjara. Tetapi ahirnya Karang bebas tanpa tuntutan apapun, tetapi kejadian itu merubah kehidupan Karang yang sangat ambisius menjadi seorang pemabuk berat, pergi malam pulang pagi. Dan kejadian tenggelamnya kapan itu sama persis dengan kejadian Melati dengan keterbatasannya.
            Nyonya HK pun mengirimi Karang surat untuk membantu keadaan Melati, Karang hanya menanggapi surat itu dengan tidak membacanya. Meskipun nona HK mendatangi Karang, tetapi sikap Karang tetap. Menolak dengan tegas. Hingga suatu pagi Karang datang ke rumah tuan HK, dimulailah pengobatan Melati. Tidak di sangka-sangka pengobatan Karang kepada Melati menggunakan sistem kekarasan, tetapi itulah metode Karang agar Melati mampu mengontrol emosi selama tiga tahun yang di pendamnya. Tuan HK marah besartetapi nyonya HK meminta waktusatu minggu untuk melihat perubahan Melati.
            Hari ke lima Karang di usir oleh tuan  HK Ia kedapatan meminum minuman keras di kamarnya, tuan HK marah besar dan mengusirnya, tapi bunda tetap meminta sampai besok pagi, biar bundalah menyampaikannya. Paginya tuan HK akan meninggalkan Indonesia menuju Jerman, ketika mereka sarapan Karang dengan tanpa berdosa ikut dalam sarapan tersebut. Dengan menahan emosi tuan HK memandang nyonya HK, tetapi hanya diam yang didapat dalam ekspresi nyonya HK. Karang pun di usir. Ketika tuan HK di dalam pesawat menuju Jerman, keajaiban itupun muncul. Melati makan dengan menggunakan sendok dan duduk dengan tenang.
            Karang pun diberikan waktu lagi oleh nyonya HK selam 2 minggu hingga suaminya kembali dari Jerman, berbagai cara yang dilakukan oleh karang terasa sangat lamban perubahan pada diri Melati, hanya membiasakan Melati agar makan menggunakan sendok dan duduk di kursi, hanya itu. Segala usaha yang telah di lakukan Karang hanya membuahkan hasil buntu hingga waktu kurang 2 hari kepulangan tuan HK teragedi itupun muncul. Tuan HK tiba di rumah untuk memberikan kejutan kepada penghuni rumahnya, tetapi alangkah terkejutnya tuan HK ketika melihat Karang pagi itu sarapan bersama dalam meja makan miliknya. Amarah tuan HK pun meledak, dia memanggil sekuriti dan mengusir Karang, Karang hanya diam dan pasrah atas kejadian itu.
            Karang ingat ketika Melati lepas kendali dan keluar berlari dengan terbata-bata menuju halaman depan rumahnya, seisi rumah berteriak dan berlari menuju Melati, begitu juga dengan tuan HK, heran apa yang terjadi di rumahnya selama ia berada di Jerman. Melati menengadahkan tangannya kepada air, dia merasakan inilah ketenangan yangdi dapatkan ketika malam-malam tangannya menyentuh jendela, rasa nyaman. Dengan terharu Karang memeluk Melati, inilah cara Melati mendengarkan, berbicara dan merasakan mellaui tangannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar