Rabu, 24 Juni 2015

Sinopsis Novel “Negeri Para Bedebah” Karya Tere Liye



Sinopsis Novel “Negeri Para Bedebah” Karya Tere Liye
            Setelah konferensi antar bangsa selesai, gadis itu sudah duduk anggun di kursi pesawat terbang yang sedang ditumpangi oleh Tomi, redaktur wartawan cantik tersebut berulang kali memastikan bahwa wartawan terbaiknya bisa mewawancarai Tomi. Konferensi mengenai perekonomian dunia yang sedang limbung, Tomi sendiri adalah konsultan pakar ekonomi dunia. Hingga setelah wabah kebangkrutan bank dunia menyebar ke berbagai dunia, solusi dari Tomi adalah bagai sebuah oase di padang pasir yang tandus.
            Setelah sesi wawancara selesai, ketika pesawat Transit di Singapura, Tomi langsung menuju ke Jakarta, ada pertadingan tinju bebeas, lawan Tomi kali ini adalah seorang jenderal polisi. Hingga ahirnya tomi mengalahkan Rudi, seorang jenderal polisi itu. hingga telpon itu pun berbunyi, tetapi penelpon itu justru masuk kamar apartemen Tom. Dialah Ram, orang kepercayaan omnya Tom. Tom harus segera membantu keadaan Bank pamannya, dan berita yang sangat menghawatirkan adalah tante sedang dalam keadaan kritis.
            Mobil pun melesat membelah jalanan malam Jakaarta, hingga mobil itu sampai ke dalam rumah mewah yang sudah di penuhi oleh Polisi, dan mobil ambulance. Tomi masuk kedalam kamar tante dan om Liem. Ketika permasalahan sudah dipahamai dengan cepat oleh Tomi, pelarian pun direncanakan. Tomi seorang konsultan bisnis profesional merlarikan seorang owner bank yang sudah menghanguskan uang nasabah hingga triliyunan rupiah. Owner tersebut tidak lain adalah paman tom sendiri, dan publik tidak pernah memahami situasi tersebut.
            Pelarian pertama, tom dengan segala ketegangannya berhasil melarikan om Liem menggunakan ranjang dorong rumah sakit, dia berkata bahwa keadaan tante sangat kritis, padahal di balik selimut tersebut adalah om Liem. Om Liem di bawa menuju Singapura, dengan bantuan jenderal polisi bernama Rudi atau lawan pertarungan kemarin malam, om Liem bisa lolos visa suratnya, tapi Tom berpikir kedua kali. Dia melarikan Om Liem ke villa dekat danau milik kakeknya. Om Liem adalah bedebah negeri yang biadab, demi keuntungan besar-besaran dia menghalalkan segala cara demi keberhasilan banknya.
            Ketika Sisa waktu tinggal 46 jam 45 menit hingga hari senin pukul 08.00, Tom mengadakan konferensi pers. Didepan media dia mengatakan bahwa bank Nusantara tidak akan ditutup oleh bank pusat. Julia wartawan yang kemarin mewawancarainya di badan pesawat, berhail melarikan Tom ketika pihak polisi mengetahui bahwa Tom lah yang melarikan owner dari bank Nusantara.  Juga di bantu oleh Rudi, seorang jenderal yang sekarang sudah dipecat oleh atasannya di satuan kepolisian. Dengan susah payah Tom memindahkan pamannya, ke berbagai tempat dan berusaha melindungi kakek Tom, karena Tom mengetahui bahwa dalang dari semua ini adalah dua orang yang dulu telah merusak kehidupan keluaragnya. Dulu dua orang itu hanya seorang pegawai pengadilan negeri dan polisi, tetapi karena mereka yang menghasut keluarga Tom, maka nasabah koperasi terigu tersebut membawa petaka, Om liem yang kapalnya tertawan didermaga karena masalah surat importirnya, membawa barang nasabah. Hingga nasabah tersebut membakar rumah keluarga Tom, hanya tante dan kakek Tom yang slemat, sedangkan tom ketiak itu mengirim susu kepada pelanggannya, dan naas ketika orang tua Tom terbakar dalam insiden tersebut.
            Masa lalu itu terungkap kembali ketika Tom mempelajari berkas-berkas Om Liem, banyak keganjalan dalam permasalahan bank tersebut, ternyata tidak hanya menyangkut kedua pejabat negara tersebut melainkan ada orang dalam yang telah bersikongkol dalampermasalahan besar tersebut,   Yakni Ram. Orang kepercayaan Om Liem ternyata yang bersikongkol dengan Shinpei rekanan bisnis sejak keluarga Tom masih utuh, dialah orang dibalik semua ini. Dia pula yang menggerakkan orang-orang dan pereman untuk membakar rumah keluarganya.
            Dalam segala rencana kabur itu, halayak umum yang tidak mengetahui bahwa Tom adalah keponakan dari tuan Liem, berusaha sekeras mungkin untuk menemukan jalan keluar bank Nusantara tersebut, mulai dari menemui Menteri Keungan didalam pesawat, hingga putra Orang nomor satu di negeri ini. Pertemuan tersebut terjadi di Pulau Dewata, kongres Partai orang pertama dinegeri tersebutlah ujung tombak terahir usaha Tomas. Tidak semudah itu untuk melewati bandara, hadangan dari pihak keamanan bandara, intelejen negara dan ratusan polisi menjadi halangan dia. Tomas seorang konsultan menjadi buronan kelas kakap di negeri itu.
            Setelah urusan selesai, Om Liem, Opa, Julia dan nahkoda mereka Kadek, berlayar menuju Singapura. Tapi nasib tidak berpihak kepada mereka. Rombongan polisi Singapura, Ram, Wusdi dan Tunga, sudah menyerbu kapal pesiar mereka ketika kapal mereka berlabuh di pelabuhan Singapura. Mereka disekap dan di borgol, kecuali Kadek, dia tetap disuruh untuk berlayar menju Hongkong. Mereka sekarang tidak mengincar bank nusantara, melainkan aset keluarga tuan Liem yang berada di Hongkong. Ditengah lautan Kadek Melawan di lumpuhkan dan di buang ke laut. Tetapi Kadek berpikir cepat, dia berenang menuju pelabuhan dan meminta pertolongan kepada pelaut Singapura. Tomi menggantikan Kadek mengemudikan kapal tersebut, tetapi Ram memiliki rencana lain, ketika Ram memasakkan makanan instan untuk Tungau dan Wusdi, Ram memasukkan racun ke makanan tersebut. Hingga mereka berdua tewas, dan dibuang jasadnya ke laut oleh Ram. Tom pun dipersilahkan istirahat dan kemudinya diganti dengan kemudi otomatis mesin.
            Opa pun tertawa, Opa tahu kemana laju kapal tersebut. Opa paham rasi bintang yang menunjukkan arah mata angin, kapal tersebut menuju laut yang tidak masuk dalam peta, laut yang paling ditakuti oleh para nelayan di dunia, laut yang sudah menenggelamkan pesawat, Segitiga bermudalah kapal itu akan berhenti. Tetapi Opa dan Tomi buang kedalam lautan, tetapi dikasih pelampung oleh Ram. Tom dan Opa pun selamat ketika Kadek dengan Kapal bantuan dari pelaut singapura dan Ram pun tersesat dalam Segitiga bermuda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar