Rabu, 24 Juni 2015

Sinopsis Novel “Pudarnya Pesona Cleopatra” Novel Psikologi Islami Pembangun Jiwa Karya Habiburrahman EL Shirazy



Sinopsis Novel “Pudarnya Pesona Cleopatra” Novel Psikologi Islami Pembangun Jiwa Karya Habiburrahman EL Shirazy
            Aku (tokoh utama) tak pernah menyangka ketika pulang dari masa studiku langsung di jatuhi pilihan harus menikah dengan calon yang di ajukan oleh ibu, hatiku memberontak,. Demi ibulah aku ingin melakukannya, meraih ridho ibulah yang ingin aku dapatkan. Meskipun aku tidak memberikan keputusan antara iya atau tidak, ibu lebih memohon dan mempertegas ketika beliau mengucapkan,”ibunya Raihana adalah teman karib ibu waktu nyantri  di Mangkuyudan Solo dulu,” kata ibu.
            Dengan segala permohonan ibu sejak aku belum lahir, aku pun menikah dengan Raihan. Wanita yang baru aku kenal. Aku tak memiliki rasa cinta apapun. Entah kenapa, meskipun aku sudah menjadi suami yang sah dan Raihana sudah menjadi Istriku yang sah, tetap cinta itu tidak hadir. Keriteria wanita yang ingin ku persunting adalah wanita mesir, wanita yang tidak ada bandingan kecantikannya. Meskipun banyak orang mengatakan bahwa wanita mesir itu gendut-gendut. Ah mereka hanya argumentatif, tidak melihat secara umum. Aku ingin menikah dengan Ratu Cleopatra, atau setidaknya wanita seperti Ratu Cleopatra. Entah kenapa aku sangat terobsesi memiliki istri seperti itu.
            Memasuki bulan kedua dari pernikahan mereka, aku membawa Raihana untuk menetap di daerah Malang. Aku menagajar di salah satu perguruan tinggi islam terkenal di Malang. Hingga kehidupan hampa tanpa cinta itu sangat menyiksa memasuki pernikahan bulan ke empat. Raihana juga merasakan perubahan yang aku lakukan kepadanya. Tetapi Raihana adalah wanita Jawa yang memeagng prinsip kuat juga tidak lupa wanita yang berpendidikan tinggi dan seorang hafidz. Raihana tidak pernah menaruh rasa benci sedikitpun kepada Aku, dia lebih mengabdikan dirinya kepada sang suami. Dia sangat mencintai suami lebih dari apapun.
            Aku lebih suka tidur di ruang kerjanya, entah kenapa dia begitu dingin sikapnya kepada Raihana. Kontak fisik pun hanya terjadi ketika makan, jamaah sholat., sekedar itu. Raihan tetap menjaga wibawa Aku ketika berada dilingkungan keluarga mereka. Keluarga mereka tidak mengetahui bahwa selama pernikahan ini Aku belum mencintai Raihana. Aku menangis, menangis karena hati batu yang dimilikinya. Dengan memaksakan diri untuk berpura-pura mencintai sang istri, hingga ahirnya Raihana mengandung anaknya. Tetapi petaka kembali, cinta itu tak pernah hadir di hati Aku.
            Hingga aku ditugaskan oleh kampus untuk mengikuti sebuah pelatihan di Bandung, sebelumnya aku mengantar istriku yang sedang hamil ke orang tuanya. Taku terjadi apa- apa selma aku tinggal. Di Bandung aku bertemu dengan bapak Hardi dan bapak Susilo. Dari cerita pak Hardi bisa di sumpulkan bahwa Bagas orang yang menolak cinta gadis pribumi, memilih cinta orang Australia, kata Bagas lebih cantik kan orang luar daripada orang Indonesia. Bagas pun menikah dan ternyata istrinya sudah tidak perawan ketika menikah dengannya, sangat sulit mencari wanita diatas 17 tahun yang masih perawan di negeri kanguru tersebut. Berbeda dengan pak Susilo, beliau malah mengalami pengalaman pahit. Singkat cerita pak Susilo ketika kuliah di Alzhar memasuki semester dua dan mendapatkan nilai jayyid. Dia jatuh cinta kepada anak pemilik kontrakan rumahnya, begitupun dengan wanita tersebut. Sudah banyak nasihat dan saran dari sesama mahasiswa Indonesia, banyak yang mengatakan tidak setuju ketika orang pribumi menikah dengan orang Indonesia, minimal yang menjadi pertimbangannya adalah mengerti tentang agamanya.
            Gadis itu kuliah ilmu peternakan di salah satu kampus di Mesir, kurang pemahamannya dalam beragama. Hingga memasuki tahun ke tiga, dia memutuskan menikah dengan gadis itu, tidak hayal ketika orang tua pak Susilo menjual sebagian sawah untuk membiayai pernikahan meraka, tidak cukup di situ, ketika satu tahun pernikahan istrinya meminta di belikan rumah dan mobil. Harta orang tuanya pun terkuras habis. Hingga ia harus bercerai ketika membina rumah tangga dengannya 5 tahun. Semua anak-anaknya di asuh oleh istrinya kecuali satu yang ikut dengan pak Susilo. Aku pun teringat dengan Raihana,
            Sehabis pelatihan dosen aku pulang menuju kontrakan di Malang, dia mengambil pesanan istrinya. Rasa cinta itu tumbuh ketika mendengar cerita dari pak Susilo, ketika mengambil baju di lemari, aku terkaget menemukan kertas bertuliskan surat. Ternyata surat itu ditujukan kepadanya, Raihana selama ini memendam rasa sakit karna kelakuannya di tuangkan dalam surat. Aku langsung menuju rumah mertuanya, tapi apa yang di dapat. Kabar meninggalnya Raihana, Raihana meninggal ketika terpleset di kamar mandi. Istrinya mengalami pendarahan hebat, dia melarang untuk memberitahukan suaminya, takut mengganggu pelatihannya. Aku pun hanya mampu menangis diatas pusara istrinya yang baru bisa dia cintai ketika dia meninggal. Memang cinta itu datang kala orang yang mencintai kita pergi. Pergi untuk selamanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar