Jumat, 20 Maret 2015

Cermi dalam pecahan ilalang (Puisi)


 Cermin dalam pecahan ilalang
Al Fadzl Ilul
sapulah cermin itu dalam nuansa air mata,
kalaulah cermin retak, awan pun kelam.
cerita tetaplah pecah, maski
serpihan itu utuh, celah ada.
nyanyian rindu, terpukur sujud, mati aku tak tahu

seribu nyanyian waktu malam, sebatas nyanyian
ilalang tetaplah ilalang, bukan pohon berotot.
seribu cermin jikalau rapuk, tetaplah usang, meski
halilintar tercermin badai pun datang
inilah cermin untuk cermin diri

tak pelak ketika, hujan turun mengguyur diri,
terpukur dalam pojok toko, surgakah atau nerakakah.
biralah sore bersenandung Shalawat, bekal kecil.
kecintaan itu, tidak mampu melukiskan cinta.
inilah hidup, tanpa ambang tujuan hak, tapi abstrak.

rinduilah hal yang patut di rindu,
cintailah hal yang patut untuk dicinta,
sasyangilah hal yang patut untuk disayang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar